Novel Cinta Tak Pernah Lelah Untuk Menanti



Novel
Cinta Tak Pernah Lelah Untuk Menanti
Oleh Eka Wigati

BAB I


Malamku menjadi fajar yang indah karena kehadiranmu.
-Anonim-
Namaku Wika Indah Purnama Berasal dari Palembang punya cita -cita menjadi penulis terkenal. Berawal dari kata haii pada messenger di handphone aku. Dia tak henti-hentinya mengirimkan chat di Facebook kepadaku dan aku tak pernah sama sekali menghiraukan dia karna aku telah memiliki seorang pacar dan tentunya aku akan menjaga perasaan pasangan aku. Hari berganti bulan dan bulan berganti menjadi tahun akhirnya aku putus dengan pacarku itu. Seperti biasa hati seorang wanita ketika putus cinta pasti sedih, sepi, galau dan yang paling penting selalu  update status di Facebook itu sudah menjadi rutinitas. Kemudian rafa chat di facebook dia bilang dia ingin berkenalan dengan ku, ya tanpa kufikir panjang karna aku juga kesepian akhirnya aku respon chat dia dan kamipun berkenalan.
Kesan pertama sih ternyata dia asik orangnya. Nyambung banget pas diajak cerita dan yang paling aku suka dia itu orangnya humoris jadi aku welcome ketika dia meminta PIN BBM aku. Aku ini termasuk tipe orang yang selektif memilih teman dekat cowok. Karna meluluhkan hatiku itu bukan suatu hal yang mudah jadi hanya cowok tertentu aja yang bisa mendapatkan PIN BBM aku. Lama kelamaan aku dan rafa dekat dan tiap hari selalu Chat dan herannya kami tak pernah bosan. Dia itu orangnya selalu memprioritaskan aku kadang dia mengirim kata-kata romantis tiba –tiba dan akhirnya dia berhasil membuatku tersenyum tersipu malu membaca chat dia.
Aku terkesan dengan sikap dia yang care banget sama aku dan yang paling aku suka dia itu humoris dan pinter nyanyi. Setiap kami telfonan pasti dia selalu nyanyi untuk aku. Ya layaknya seorang pria mendekati wanita, banyak Gombalnya.
Ya aku sih biasa aja responya ke dia. Dia tiap saat ngasih perhatian untuk aku dan aku hargai itu. Dia selalu saja ngasih kode kalo dia itu suka sama aku tapi karna aku ini lelah selalu saja salah memilih lelaki akhirnya aku bicara ke dia
Wika : “Maaf yaa Raf kita saling ngenal dulu aja nanti kalo kita cocok kita bisa langsung jadian”
Rafa : “ tapi sampai kapan ?”
Wika : “sampai aku siap untuk menerima kamu yakini aku kalo kamu memang beda dengan laki-laki lainya”.
Rafa : “ Oke Wik aku akan buktiin ke kamu kalo aku emang beneran serius sama kamu. Aku gak akan bosan menunggu sampai kamu mau menjadi seorang wanita yang paling berharga selain ibu aku”.
Wika :” Makasih ya raf udah mau ngerti sama keputusan aku “.
3 bulan pun berjalan kami masih sama seperti awal kenal masih canggung, tiap waktu dia selalu ngirim kata kata puitis menurut aku dan aku sering ketawa sendiri ketika aku membacanya.
“Duh Raf lama kelamaan kamu bisa buat aku jatuh cinta beneran sama kamu “ Kataku sambil tersenyum sendiri.
Hari-hariku selalu diisi dengan dia. Pas aku kenal dengan dia aku baru lulus SMK dan dia kuliah di salah satu Stikes yang ada di kota Palembang. Dia selalu nanya aku mau melanjutkan kuliah dimana dan aku bilang aku udah daftar SBMPTN di Jogja. Setalah dia mendengar semua itu dia merasa kecewa dan dia yakini aku kenapa aku gak kuliah di Palembang aja. Lalu akupun bilang kalo nanti kita memang ditakdirkan untuk bersama pasti aku kuliah di Palembang.
lebaran idul fitri tahun 2014 lalu itu merupakan pertemuan pertama kami. Dia termasuk orang yang gigih jarak rumah aku sama rumah dia itu lumayan jauh bahkan beda kecamatan tapi dia bela-belain nyari rumah aku. Ketika dia masuk simpang di desa aku dia nelfn aku dia ingin aku memberikan kemana arah rumah aku, sungguh berat perjuanganmu raf. Ya memang seorang pria harus seperti itu kan ketika ingin mendapatkan hati seorang wanita. Akhirnya dia berhasil menemukan rumahku yang memakai cat rumah warna cream itu.
“Assalamualaikum” Ujar Rafa
Kemudian aku pun menjawab salam rafa dia pun masuk dan bersalaman dengan kedua orangtuaku. kesan pertama melihat dia , dia itu orangnya pendiem, sopan, lugu, gak neko-neko. Ketika aku berkenalan denganya imajinasiku bermain bahwa dia itu tinggi, gemuk. Ternyata dia kurang tinggi ajaa dan agak kerempeng. Hiks..hiks
Okelah No Problem
Kadang kenyataan itu tak seindah khayalan yang kita pikirkan. Akupun menyuruh rafa dan temanya itu duduk. Sempat kecewa di rumahku dia sama sekali beda dengan yang ada di telepon dia diam dan hanya main tisu yang aku siapkan di atas meja, tapi aku memakluminya karna  mungkin ini pertama kali bertemu jadi dia malu dan sikap gugup,malunyaitu dia tunjukan dengan minum air putih sampai habis 3 Gelas. Wkwkwkwk itu doyan apa haus. Aku terus menerus memancing dia untuk bicara sampai aku bilang “ Kok diem, beda ya sama ditelepon” dan dia hanya membalas dengan sebuah senyuman. Aku sih Cuma berfikir apa dia kecewa bertemu denganku. Ya tapi biarlah toh kami juga baru kenal.
Sejam sudah dia di rumah aku akhirnya dia berpamitan ingin pulang. Aku pun mengiyakan, kemudian aku memanggil kedua orangtuaku. dan akhirnya dia pulang. Begitu dia pulang aku langsung berfikir bahwa cukup sampai sini kami dekat.
Tak lama dia pergi handphoneku pun berbunyi ternyata itu Chat dari rafa “ Maaf ya wika, Pasti kamu kecewa ya aku diem trus. Aku diem karna aku malu ketika aku melihat kamu, kamu tinggi, putih dan cantik sedangkan aku kurus, item bahkan bisa dibilang kurang setengah tiang”.
Aku pun tertawa ketika aku membaca chat rafa kemudian aku balas chat dia “ Ya ampun Raf jadi kamu gak PD gitu ketemu aku, biasa aja kali raf aku ini masih tergolong wanita yang jelek tau, buktinya masih jomblo, kamu jangan malu ya raf karna aku gak pernah melihat seseorang itu dari fisik ataupun materi”.
Setelah aku membaca chat dia aku pun lega ternyata dia itu gak kecewa ketemu aku karna dia kurang PD aja. 


BAB 2
Jangan 100 % Berharap, setidaknya sediakan 1 % untuk Kecewa
 -Anonim-
Pengumuman SBMPTN pun tiba . Aku pun menunggu sambil deg-degan. Akhirnya yang ditunggu pun tiba juga. Aku sangat berharap aku bisa diterima di PTN yang aku idam-idamkan itu, aku terus mencoba melihat pengumuman itu tapi ternyta koneksinya masih eror. Aku bertanya kesana kemari ke teman-temanku ternyata memang koneksinya masih eror. Satu jam dari waktu aku buka tadi ternyata sudah bisa terbuka.
“ Maaf anda belum berhasil Masuk ke PTN yang anda Tuju”.
Seperti itu kira-kira isi pengumuman tersebut. Aku langsung terisak-isak menangis dan masih tidak menyangka bahwa aku gak berhasil masuk ke PTN yang aku idam-idamkan.
Dadaku sesak penuh asa karna tak menyangka aku gak berhasil diterima di PTN yang aku idamkan itu. Aku langsung Down yang aku tahu Cuma nangis dan nangis berasa putus asa. Ketika orangtua ku bertanya mengapa aku menangis aku Cuma bisa bilang maaf mak aku gak masuk di UNY. Tapi alhamdulilah orangtuaku mengerti dan selalu memberikan motivasi ke aku bahwa kuliahan di Palembang banyak yang bagus jangan putus asa intinya mau kuliah dimana aja sama aja tergantung niat individu masing-masing.
Dari situ aku merasa semangat lagi masak aku kalah sama orangtuaku yang selalu semangat mendukung aku untuk kuliah. Seberat-beratnya nyari tempat kuliah masih beratlah orangtua mencari uang.
“ Nangise ojo sui sui nduk, sesok ndang golek tempat kuliahan neng Palembang”. Ucap ibu ku
Aku langsung terdiam dan memikirkan ucapan ibuku. Dari situ aku searching internet mencari informasi tentang tempat kuliah yang bagus dan akreditasnya baik. Karna sebelum lulus guruku selalu bilang. Kuliah jangan asal kuliah tapi lihat akreditas universitas dan akreditasi jurusan karna itu modal awal untuk nanti menjadi PNS.
Salah seorang temanku mengajakku untuk daftar USM di salah satu Universitas negri yang ada di Palembang. Sebeneranya aku ingin daftar kuliah di sana. Kesana kemari aku bertanya ke kakak tingkat yang kuliah disana dan jawabannya sama. Jika kuliah di sana lewat jalur USM bayaran persemester mahal karna dianggap mampu semua. Akhirnya aku memutuskan tidak ikut tes disana aku berfikir kasian sama orangtua aku karna menurutku jika aku ditrima di universitas itu maka banyak biaya yang harus dibayar belum biaya kuliah, biaya bayar sewa tempat tinggal, dan biaya perbulan untuk makan.
Aku langsung memutuskan mencari tempat kuliah yang agak ringan. Semua informasi aku cari tentang kuliah dan aku ingat bahwa dulu ada salah satu Universitas terkemuka yang ada di kota Palembang melakukan promosi ke sekolah aku. Universitas itu menawarkan biaya lebih ringan dan bisa dibayar dua kali. Satu hal yang membuat aku tertarik, universitas itu memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi masuk jalur tanpa tes lewat jalur prestasi.
Akhirnya aku mengajak salah seorang temanku bernama caca untuk daftar kuliah disana dan aku menawarkan ke dia untuk masuk kuliah disana lewat jalur tanpa tes. Dia pun mau akhirnya kami memutuskan untuk daftar kuliah di sana awal bulan karna dia belum dikasih uang untuk daftar kuliah.
Mendengar bahwa hari itu pengumuman SBMPTN maka rafa pun menanyakan bagaimana hasil pengumuman itu.
“bagaimana hasilnya wik”. Ucap rafa
“Aku gak ditrima raf di UNY” Jawabku
“Yaudah ya jangan kecil hati, kamu kan wanita gak baik juga kuliah jauh-jauh apalagi kamu anak bungsu kan pasti orangtua kamu berat ngelepas kamu jauh disana”
“Iya sih Raf, orangtua aku juga pernah bilang gitu”.
“jadi rencananya mau gimana”.
“Aku sama caca mau daftar di Universitas PGRI raf”.
“Oh PGRI ya, bagus kok PGRI kalo untuk guru sudah banyak lulusanya yang terbukti aku bilang gini karna banyak temen aku lulusan PGRI langsung di trima di sekolah”.
Mendengar rafa bicara gitu aku lega, karna semoga aku gak salah mengambil keputusan untuk kuliah disana. Cita-cita ku dari kecil memang menjadi seorang guru. Setelah aku habis telfonan dengan rafa aku kembali searching untuk melihat informasi jurusan apa yang akan aku ambil. Setelah aku dapat informasi itu ada dua pilihan antara jurusan Pendidikan Akuntansi dan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Pikiranku bimbang karna mikir mau kuliah jurusan apa? Berhari-hari aku menanyakan guru yang ada di sekolah aku bertanya kira-kira guru apa yang kurang. Rata-rata mereka menjawab bahwa guru Bahasa Indonesia sekarang sudah mulai langka karna di sekolah itu yang ngajar Bahasa Indonesia bukan dari jurusan Bahasa Indonesia tapi dari jurusan Kesenian sehingga siswa pun menurutnya kurang kompeten jika diajar dengan guru yang background pendidikannya bukan dari Guru Bahasa Indonesia. Semenjak saat itu aku memutuskan untuk mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas PGRI Palembang.
Setelah aku menunggu hari itu. Akhirnya tiba caca mengajak aku untuk mendaftar kuliah. Aku pergi daftar dari Desaku sampai Betung naik bis kota sendirian hanya modal nekat insyaallah kalo niatnya baik allah akan mempermudah jalan kita. Aku dan caca janjian ketemuan di Pasar Betung. Jarak antara daerah aku dengan pasar betung bisa ditempuh dengan 1 jam perjalanan. Setelah aku sampai di lokasi aku langsung menelfon caca untuk menanyakan dia dimana.
“Ca kamu dimana aku udah sampai nih”
“ ini sok aku di dalem mobil warna hitam depan toko kosmetik”.
Aku pun langsung mencari mobil itu dan tak perlu waktu lama aku bisa menemukan mobil itu. Aku langsung naik mobil warna hitam milik pacar caca itu. Aku,caca dan kak feri pun langsung menuju ke Palembang.
“ Cha tadi aku udah bilang sama cici kalo kita mau numpang nginep di rumah dia, kata dia boleh trus dia udah ngasih alamat nih tapi kan kita bertiga gak paham bener sama Palembang, nanti kita nyasar lagi”.
“emang dimana sok alamat cici?”. Tanya caca
“ di Perumnas simpang dogan , kenten”.
“wah sok dimana itu aku gak tau, kak feri juga gak tau”.
“ Gimana kalo aku nelfn rafa aja nih nanti kita ketemuan di jakabaring sama rafa nanti aku suruh dia nganterin kita ke rumah cici”.
“nah iya sok gitu aja”.
Aku pun langsung nelfn rafa tak menunggu waktu lama rafa pun langsung mengankat telfonku.
“ Hallo, Raf kamu paham gak sama daerah di kenten, mau gak anterin aku nyari rumah cici, soalnya aku,caca sama kak feri gak tau dimana lokasinya”.
“oh iya wik nanti aku anterin kamu, emang alamatnya dimana?”.
“ Ini raf di kenten katanya di simpang dogan”.
“Oh simpang dogan aku tau wik nanti aku anterin”.
“Ini rencananya aku , caca sama kak feri mau jalan dulu ke Jakabaring kamu mau gak ke Jakabaring nyamperin kami”.
“Iya nanti BBM aja ya wik, nanti aku samperin kesana”.
Setelah menempuh perjalanan yang amat begitu melelahkan dan menguras tenaga. Kami memutuskan untuk makan dulu di dekat flyover simpang jakabaring. Setelah kami habis makan kami langsung on the way ke jakabaring sport city. Sesampai disana kami langsung keluar dari mobil dan jalan-jalan sambil selfi. Tak lupa aku mengabari rafa bahwa kami sudah sampai di Jakabaring.
Setelah kami sudah menunggu lama rafa pun datang menggunakan motor Kawasaki ninja dan memakai baju kemeja panjang berbahasan jeans. Ini termasuk pertemuan kedua aku dengan rafa setelah lebaran kemarin. Aku senang rafa mau membantu kami untuk mencari rumah cici.
Aku sudah mengobrol lama dengan rafa, menurut aku udah panjang kali lebar kali tinggi , aku langsung memutuskan untuk mengajak mereka mencari ke lokasi rumah cici. Karna  jam sudah menunjukan pukul 16:30 kan gak enak nanti sama cici kalo kami sampai dirumahnya terlalu malam.
“ yaudah ayok kita nyari rumah cici , sudah sore nih”.
“Ayok” Ucap Caca
Aku memutuskan untuk boncengan dengan rafa karna kan gak enak aku udah mintak tolong sama rafa masak dia naik motor eh aku naik mobil sama caca dan kak feri. Jalanan pun ternyata sesak dengan segerombol kendaraan yang berlalu lalang karna jam jam segini memang jam rawan macet. Ya namanya juga kota kan sudah menjadi hal biasa macet.
Jam menunjukan jam 18:00 aku dan rafa sudah sampai di Simpang dogan aku langsung menelfon cici untuk menanyakan dimana tepat rumahnya. Aku memutuskan untuk mencari rumah cici dengan rafa dulu dan aku bilang ke caca bahwa dia nunggu di simpang dogan dulu aja soalnya lebih efektif nyari pakek motor biar gak lama. Nanti kalo sudah ketemu rumah cici baru kami menjemput caca di simpang dogan.
Tak butuh waktu lama untuk mencari rumah cici karna sepanjang jalan kami telfonan dia bilang rumahnya samping indomaret yang jualan bakso. Alhamdulilah ketemu. Rafa pun memutuskan bahwa biar dia aja yang jemput caca karna dia kasian melihat aku pasti capek banget. Aku pun menyetujuinya. Itulah yang membuat aku jatuh hati dengan rafa karna dia memberikan perhatian kecil yang menurut aku terkesan. Akhirnya caca pun tiba di rumah cici. Setelah selesai istirahat rafa dan kak feri pun pamitan untuk pulang.
Aku diajak masuk kerumah cici dan kami melepas rindu bertiga dengan bercerita. Ketawa-ketiwi yah maklum semenjak lulus baru ini ketemu sama cici wanita berbadan berisi dan berkulit sawo matang itu. Aku disuruh mandi dengan cici biar badanya agak enakan. Setelah selesai mandi aku dan caca langsung istirahat karna besok pagi-pagi kami langsung ke Plaju untuk daftar kuliah.
Kriingg……kriiing…. Kriiing…..
Bunyi alarm itu terasa meraung-raung seolah menyuruhku untuk bangun. Aku langsung meraih hape itu dan mematikan alarm itu ketika aku lihat tepat pukul 05:00 WIB. Aku langsung membangunkan cici dan caca untuk mengajaknya sholat subuh. Setelah selesai sholat kami langsung beres-beres rumah cici kami masak dulu dan membantu pekerjaan rumah cici. Ya walaupun ibunya cici melarang kami tapi kami tetap membantu.
Setelah selesai aku, cici, dan caca pun bersiap untuk pergi ke Plaju. Kami  awalnya bingung mau naik apa ke plaju akhirnya kami memutuskan naik angkot jurusan ke Ampera . Biaya angkot dari perumnas ke Ampera Rp 4000, setelah sampai di Ampera kami langsung mencari angkot jurusan Ampera-Plaju dan Biaya angkot dari ampera ke plaju Rp 3000 jadi kami menghabiskan uang 1 orang sebesar Rp 7000.
Setelah kami sampai di lorong PGRI, kami  berjalanan dan lucunya kami malah masuk ke gedung guru, ya maklum kami bertiga sama sekali gak tau dimana Kampus PGRI itu. Pas masuk kami merasa oon dengan PDnya kami bilang ke salah satu pegawai di gedung guru.
“Assalamualaikum Pak,  saya mau daftar kuliah di Kampus ini”. Ucapku
Bapak itu tertawa dan berkata.
“Adek ini gedung guru bukan Universitas PGRI Palembang, itu nah PGRI”
Bapak itu langsung menunjukan dimana Kampus PGRI itu, kami pun merasa malu tapi ini merupakan pengalaman aku yang sangat berkesan walaupun sedikit malu. kami pun langsung menuju tempat pendaftaran mahasiswa baru.
Sesampai di secretariat aku menjelaskan bahwa kami mau daftar di PGRI lewat jalur tanpa tes dengan membawa persyaratan rapot dari semester 1 sampai semester 5 dan akan di akumulasikan jika nilai rata-rata lebih dari 75 maka dinyatakan langsung ditrima di kampus dengan jalur tanpa tes dan alhamdulilah rata-rata rapor aku 85 sehingga aku langsung ditrima di Universitas PGRI Palembang.
Caca pun juga melebih rata-rata 75 jadi kami berdua langsung ditrima. Saat itu kami langsung pulang. Kami diberi waktu 1 bulan untuk daftar ulang.
Setelah itu kami langsung mencari kosan di dekat PGRI, semua brosur yang di temple di dinding masuk PGRI kami telfon dan alhamdulilah kami langsung mendapat kosan. Kami panjar kosan itu Rp 500.000 itu termasuk tanda jadi bahwa kami  mau ngekos disana.
Setelah itu kami langsung pulang, aku dan reca merasa bangga ya disaat semua orang daftar ditemenin keluarga, nyari kosan ditemenin keluarga tapi aku dan reca modal nekat aja. Alhamdulilah orangtua aku selalu percya bahwa aku bisa mandiri. Jadi siapa bilang anak bungsu itu manja, buktinya aku gak, aku mengurus kehidupan aku sendiri, orangtua aku hanya tinggal memberikan kepercayaan dan uang aja.
Besoknya aku,cici,caca dan kak feri pergi jalan- jalan dan kami memutuskan untuk pergi karokean. Kami booking ruangan dengan waktu 2 jam.
Setelah selesai karokean kami pun langsung pulang, di jalan begitu macet sekali yah namanya juga kota tiada hari tanpa macet. Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Ketika aku buka ternyata itu WA dari Rafa.
“wika nanti abis magrib diner yok?”
Tanpa menunggu lama aku pun langsung membalas WA rafa, aku mengatakan bahwa aku mau pergi sama dia tapi jangan jauh-jauh.
Ya karna macet aku sampai di rumah cici tepat azan magrib. Aku langsung mandi dan sholat setelah sholat aku menunggu rafa menjemputku.
















Bab 3
Cinta itu seperti Transmusi yang datangnya tiba tiba.
-Wika-
Terkadang aku berfikir apa dia bakal serius denganku atau cuma cinta sesaat saja sama seperti mantan pacar aku dulu. Yaa sebenarnya aku juga sudah bosan sama yang namanya siklus pacaran yang pertama Kenalan>PDKT> Jadian> Pacaran> Putus. Aku ingin punya seseorang yang bisa nemenin aku berjuang sama - sama dan terus akhirnya Happy Ending.
Setelah menunggu lamaa Rafa pun datang menjemputku untuk Diner. Aku dan rafa langsung pergi. Kami diner tidak jauh dari rumah cici tepatnya di Simpang dogan. Warung makannya nyaman ala ala lesehan dan yang makan di sana rame banget. Rafa memesankan aku makanan ayam bakar karna dia tau aku gak suka nasi goreng.
Sembari menunggu makanan dihidangkan kami berbincang-bincang. Dia menanyakan bagaimana tadi daftarnya yaa banyak deh yang kami bahas. Dia itu asik, Pengertian, humoris dan Nyambung banget sama aku. Tak aku pungkiri bahwa aku ternyata jatuh hati sama dia.
Makanan pun sudah datang kami langsung menikmati makanan itu. Ini pertama kali aku makan sama rafa. Dia itu ternyata orangnya sederhana banget gak gengsi dia makan ajaa pakek tangan biasanya kan kalo baru pertama kali jaga image.
Aku suka kesederhanaan dia yang seperti itu. Aku mengamati dia makan itu cepet dan gak mau sambil bicara. Yah mungkin itu gaya dia makan karna sejatinya setiap orang mempunyai ciri khas yang berbeda.
Setelah selesai makan tiba tiba dia bilang yang membuat hatiku berasa berdetak lebih kencang seperti biasanya.
"Wik mau gak jadi Pacar aku?."
"Emmmmmmm"ucapku sambil berfikir
Aku bingung mau bilang apa ada hal yang membuat aku galau. Satu sisi aku seneng dia udah jujur dan satu sisi aku takut nanti dia sama aja seperti lelaki lainyaa. Karna fase pacaran itu manis manisnya hanya di 3 bulan pertama aja selebihnya nanti banyakan marah.
Tanpa berfikir panjang aku menceritakan semua segala kegundahan aku dengan rafa. Tapi rafa begitu sabar dan menjelaskan bahwa kami udah PDKT lebih dari 3 bulan dan buktinya rafa masih berjuang buat dapetin cinta aku. Penjelasan rafa membuat aku sadar bahwa tidak ada alasan aku untuk menolak dia.
"Iya aku mau Raf." Ucapku
Rafa pun terlihat bahagia sekali dan dia bilang bahwa dia gak akan menyia-nyiakan akudia bakal jaga hubungan kami. Aku lega mendengar jawaban rafa. Semoga dia memang yang terbaik buat aku.
"Pemberitahuan Tanggal 27 Juli 2015 aku resmi berpacaran dengan Rafa"
Ttd Wika dan Rafa
Setelah kami selesai makan dan membicarakan hal yang penting buat hubungan kami aku dan rafa langsung pulang. Karna Jam juga sudah menunjukan pukul 20:00 WIB. 
Setiba aku di Rumah Cici aku langsung masuk rumah cici dan rafa langsung pulang. Aku senyum -senyum ya layaknya orang lagi kasmaran. Pokoknya malem ini seperti malam yang begitu indah layaknya langit banyak bintang.
"Kamu kenapa wik kok senyum-senyum gitu?"Tanyaa caca dengan penuh penasaran
"Gak papa"
"Ah masak, Pasti habis di door yaa sama Rafa?"
"Iih Kalian Kepo deh , Tapi memang  iyaa sih "Ucapku Sambil senyum
Merekaa pun merasa ikut bahagia dan mengucapkan selamat kepada aku. Banyak sekali doa yang mereka lontarkan dari mulutnyaa dan aku hanya bisa bisa bilang"Amiin"
Cinta itu memang aneh, yang dulunya aku benci dengan rafa tapi sekarang dia menjadi orang yang spesial di hati aku. Memang benar ada pepatah mengatakan "Tak kenal maka tak sayang, Tak sayang maka Tak cinta, Tak cinta maka tak Jadian "


Bab 4
Apa yang lebih berat dari Hubungan Yaitu saat jauh dari mu.
-Wika-

Setelah urusanku selesai aku dan caca pulang karna masih 2 bulan lagi perkuliahan baru akan di mulai.
"Raf aku pulang dulu yaa"
Ku kirimkan Chat Kepada Rafa karena memang rafa gak tau bahwa aku akan pulang hari ini. Yaa namanya juga baru pacaran maunya dikit-dikit chatlah.
Tepat jam 10 aku dan caca pulang menggunakan travel karena pacarnya caca lagi ada urusan kuliah jadi gak bisa jemput kami. Hapeku bergetar ternyata itu chat dari Rafa.
"Iya hati-hati yaa wik, Memang urusan kamu udah selesai wik?"
"Sudah raf, 2 bulan lagi baru mulai perkuliahan. Tinggal tempat kos aja yang belum dapet"
"Yaudah nanti aku cariin ya tempat kosnya"
"Makasih loh raf"
Aku seneng sekali dia begitu peka sekali. Tanpa aku suruh dia punya inisiatif sendiri. Lagi-lagi dia membuat aku takjub dengan sikapnya itu. Sikap yang selalu ngerti apa mau aku, Peka, Perhatian dan seperti membuat aku ini jadi wanita yang paling spesial buat dia.
"Ih kenapa kamu wik kok senyum -senyum " Ucap caca
"Gak pp ca, kamu ini kayak gak pernah kasmaran aja"
"Kasmaran sih pernah tapi udah lupaa aku dan dia udah punya komitmen"
"Iya deh yang udah lama pacaran"
Aku dan caca berbincang-bincang di Mobil mengenai kuliah, Masa SMK dan masih banyak lagi karena disaat kita lagi bareng sama temen maka berasa banyak banget masalah hidup yang tak kunjung padam eh tak kunjung selesai.
Aku dan caca itu udah lama temenan. Dia itu baik bahkan aku dan caca ada rencana mau ngekos bareng, sampai sekarang sih aku dan caca belum pernah berantem karna kami kan gak pernah bareng jadi sifat asli masing-masing belum tau tapi entah nanti ketika aku dan caca ngekos bareng tapi semoga aku dan caca gak akan pernah ada konflik.
Caca yang mengajak aku ngekos bareng biar bayar kontrakan bisa bayar berdua gitu. Setelah beberapa waktu kami sampai di betung caca pun turun karna memang rumah caca kan di betung.
"Wik aku duluan yaa, kamu nanti kalo udah sampai kasih tau aku ya"
"Iya ca beres"
Aku akhirnyaa sendirian di travel itu ya walaupun di dalam mobil itu lumayan ramai tapi  aku berasa asing sama mereka semua. Ya aku hanya bisa diam saja. Berasa suntuk gak ada temen ngobrol yaa akhirnya aku memutuskan untuk tidur ajaa lah yaa. Tiba - tiba ada WA masuk ternyta itu dari Rafa
"wik kamu udah sampai mana ?"
"Baru sampai Babat Supat Raf, Kenapa?"
"Kamu cepet balik ya ke Palembang Aku Rindu"
"Jangan Rindu Raf Berat, Kamu Gak akan Sanggup biar Dilan aja"
Ucapku mengikuti Qoutes yang ada di trailer film dilan. Ya Walaupun film dilan belum tayang tapi mampu menghipnotis khalayak banyak.
"Raf sabar aku 2 Bulan lagi mulai kuliah"
"Iya Wik"
Baru sebentar aku dan Rafa jauh tapi berasa Setahun ya mungkin ini namanya baru pacaran ya. Maunya deket terus tapi kan rafa disana kuliah pasti tahan lah cuma menunggu 2 bulan ajaa. Apalagi bentar lagi dia mau dinas. Semoga dia bisa menjaga hatinya disaat jauh dari aku. Ya namanya juga cowok biasanya jauh sama pacarnya mulai deh seperti penari bali yang matanya kesana-kemari melihat sosok wanita lainya. Tapi aku yakin rafa bukan tipe cowok seperti itu tapi tetap saja aku harus waspada.
Pukul 14:00 WIB aku sampai juga di rumah. Sesampai rumah mama dan papa aku sudah menunggu di ruang tamu seperti banyak hal yang mau ditanyakan.
"Bagaimana nak kapan kamu mulai kuliah terus di terima gak di universitas itu?" Ucap papa
" Alhamdulillah pa aku diterima kan lewat jalur prestasi nah dua bulan lagi mulai kuliah "
"Alhamdulillah nanti kalo mulai kuliah janji ya sama mama dan papa kamu harus bener kuliahnya jangan main-main karna nyari duit itu susah nak, papa bisa biayain kamu kuliah aja udah bahagiaa"
" Iyaa ma pa pasti wika gak akan ngecewain papa dan mama kok, yaudah wika mau mandi trus istirahat ya"
Aku pun langsung menuju kamarku yang cukup luas itu serasa kasur itu terus manggil aku untuk tidur, karna lelahnya di perjalanan aku langsung tidur. Aku tertidur cukup lama mama membangunkan aku tepat pukul 18.00 karna tradisi di rumah sholat berjamaah.
Kelak aku akan merindukan suasana rumah yang seperti ini ya walaupun di rumah cuma bertiga karna ketiga kakak aku sudah menikah semua. Pasti ketika nanti aku sudah mulai kuliah rumah ini bakal sepi. Sebenarnya bukan hal tabu lagi bagi aku jauh sama orangtua ya karna kan aku dari lulus SMP memang sudah menjadi anak perantauan tapi bedanya dulu kan ayuk aku belum menikah jadi rumah belum begitu sepi seperti sekarang.
Harapanku semoga orangtuaku selaku diberi kesehatan biar bisa terus menjadi semangat buat aku kuliah dan sampai nanti bisa liat aku memakai toga seperti yang mereka impikan. Aku gak akan pernah mengecewakan kedua orangtua ku karna ridho allah adalah ridho orangtua.





Bab 5
-Teman Baru-
Hari begitu terasa cepat hari ini adalah hari dimana aku masuk kuliah. Hari ini hari dimana suasana baru, teman baru, semangat baru dan harapan baru tapi pacar tetap yang lama. Berasa gak punya temen kesana kesini nyari ruang kuliah sendirian gak ada temen. Bagi aku hal yang lumrah namanya juga masih proses ke suasana baru.
"Hai Namaku Sari, boleh duduk disini?"
"Hai juga Namaku wika Indah Purnamasari tapi  cukup panggil wika aja, iya boleh silakan sari"
Sari adalah orang yang pertama aku kenal di kelas, Alhamdulillah ternyta gak susah kok nyari temen belum 10 menit aku masuk kelas ini udah ada aja temen baru. Semenjak saat itu aku kemana-mana sama sari , dimana ada sari pasti ada aku. Gak nyangkaa kami itu apa apa deketan. Duduk udah bareng, Nomer Induk Mahasiswa berurutan, bahkan Dosen Pembimbing Akademik aja kami sama. Semoga nanti kami bisa wisuda bareng.
"Wik pacar kamu siapa, orang mana?"
"mau tau hehe nama pacar aku tuh Rafa Rahardian dia orang tungkal jayaa di A2"
"Yakin pacar aku jugaa orang sana loh wik namanya doni tapi dia di A1"
"Yaampun dunia ini memang sempit yaa sar"
Setelah apa apa sama ternyta ada satu lagi ternytaa pacar kami ternyta satu daerah. Menurut aku sari itu asik orangnya enak diajak curhat bahkan menurut aku dia itu dewasa banget.
Handphone ku bergetar seraya menyuruhku untuk segera membukanya ternyata itu WA dari Rafa
"Wik kamu pulang kuliah jam berapa? Nonton bioskop yuk?"
"Aku Pulang kuliah jam 12 Raf, Yaudah nanti kamu jemput aku ya"
Setelah sekian lama akhirnya aku dan rafa ketemu juga, kemarin ketemu sih bentar pas dia ngasih tau kosan aku dimana tapi dia buru-buru karna dia mau dinas. Akhirnya hari ini bisa ketemu sama pujaaan hati. Jam seperti berputar lama sekali seolah membuatku menunggu lebih lama.
Ketika perkuliahan selesai aku langsung mengabari rafa untuk segera menjemput ku. Rasanya sudah tak sabar ingin melihat rafa.Setelah beberapa lama aku menunggu rafa dia datang jugaa.
"Udah lama ya nungguin?"
"Iya raf lama banget"
"Ya maklum lah wik namanya Palembang Macet total"
Rafa langsung menyuruh aku duduk di motor berwarna merah dan sudah divariasi itu.
"Kita nonton di Palembang Square Ya, Wik?"
Aku mengerutkan kening."PS kan jauh banget dari plaju,Raf." Yang benar saja dia mau mengajakku ke PS mal. Letaknya di tengah kota lagian jauh jaraknya dari plaju. Harus melewati banyak proyek LRT dan terjebak macet di Ampera.
"Biar gak kena debu aja wik di arah Jakabaring banyak debu"
Akhirnya. Aku mengiyakan. Mau bagaimana lagi , aku sudah janji akan jalan sama rafa. Jadi mau ke mana lagi aku selain pergi dengannya?
***
Yang aku rasakan saat tiba di PS mal adalah pantatku yang membahana ini panas dan pinggang aku pegal sekali. Sedangkan rafa kelihatan baik-baik saja. Kami berjalan masuk ke mal.
"Raf makan dulu yuk, laper,"
Rafa lalu mengangguk. Kami menyusuri mal tersebut mencari tempat makan. Aku jarang sekali ke sini. Hanya sekali atau dua kali ketika ada kunjungan ke Palembang dari sekolah. Makanya aku tidak terlalu hafal tempat makan di sini.
"Makan di sana aja yuk."rafa menunjuk  salah satu restoran yang cukup terkenal. Makannanya juga cukup enak.
Aku mengangguk, lalu kami berdua berjalan ke sana. Tapi, saat sudah tiba di depan restoran itu rafa malah meneruskan langkanya ke restoran cepat saji yang ada di sampingnya. Aku segera mengikutirafa dan rafa tertawa melihatku.
"Karena aku yang traktir kamu, jadi aku yang nentuin  makan dimana," jelasnya.
"Lah jadi tadi kamu nunjuk ke arah restoran itu kenapa?"
"Sengaja mau ngerjain kamu"
"Ah dasar jail"
Dia tersenyum lalu menyuruhku duduk. Tidak lama kemudian rada membawa nampan berisi makanan. Dia memesan paket bakso yang isinya terdiri dari bakso dan minum.
"Kamu harus nyesuaiin diri kalau perginya sama aku,"ucapnya sambil menaruh makananya itu di depanku.
"Maksud kamu raf?"
"Ya, selera makan kamu yang mahal itu harus diturunin dikit kalau perginya sama aku"
" Ye siapa bilang, aku suka kali makan bakso malahan yaa bakso ini makanan favorite aku"
"Ah masak aku liat kamu upload di sosmed makanya di KFC, JCO"
Aku tercengang dengan ucapannya rafa ternyta dia kepo sama sosmed aku. Lalu dia langsung berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan.


Bab 6
Sesuatu yang indah itu tidak instan karena indah itu butuh proses.
-Anonim-
Setelah selesai makan, aku dan rafa langsung menuju bioskop. Antrean di sana cukup ramai. Rafa berdiri di belakangku sambil melihat film apa saja yang sedang di putar.
"Nonton apa Raf?" Tanyaku
"Terserah kamu aja wik mau apa"
" Dilan yaa?"
"Yaudah ayok kita nonton Dilan biar kamu baper"
Akhirnya kami berdua sepakat untuk menonton dilm Dilan 1990.  Aku menoleh kanan kiri, ternyta hampir semuanya adalah pasangan kekasih. Ada yang terlihat bergandengan tangan dan bercanda dengan kekasihnya. Sedangkan aku memilih diam sementara rafa memainkan ponselnya.
"Teather 3 sudah di buka"
Kurang lebih begitu siaran bioskop yang menunjukan bahwa biskop telah dibuka. Aku dan rafa menuju ke teater 3 itu. Aku dan rafa duduk di K seat 10 dan rafa duduk di K seat 9. Ini adalah perdana aku dan rafa nonton bioskop berdua.
Aku sangat menikmati film itu tapi rafa malah berasa kurang tertarik sama film itu yah di buktikanya dengan dia tidur. Yaa memang enak sih suasana bioskop yang dingin jadi enak untuk tidur.
Setelah 1 jam lebih akhirnya selesai juga film Dilan 1990 itu. Aku membangunkan rafa untuk mengajaknya keluar dari teather 3 itu
"Raf bangun udah selesai filmnya"
"Cepet banget yaa "
"Bukanya filmnya yang cepet tapi kamunya yang keenakan tidur di bioskop tadi"
Aku dan rafa akhirnya pulang dan dijalan tanpa di sangka aku ketemu sama sari dan pacarnya. Seperti tanpa di sengaja gitu kok bisa kebetulan ketemu di bioskop padahal gak janjian.
"Haii sar kamu nonton jugaa kok gak bilang mau nonton kan kita bisa bareng tadi nontonnya?"
"Iya wik tadi tu kak junai ada kuliah jadi dia ngajak jam segini deh. Oh itu pacar kamu ya wik cocok kok sama kamu"
"Ah kamu bisa aja sar. Kamu juga cocok kok satunya cantik dan satunya ganteng. Yaudah aku duluan ya sar udah capek aku mau langsung pulang aja"
"Yaudah ati ati ya wik"
Aku dan rafa menuju parkiran PS Mall. Akhirnya kami langsung menuju plaju karna badan aku rasanya capek banget. Untungnya rafa mengerti padahal dia masih mau ngajak aku jalan-jalan tapi dia tau kalo aku udah ngerasa capek.
"Senin aku sidang wik, doain aku ya"
"Iya pasti aku doain lah raf, kamu cepet lulus dan kerja"
"Setelah kerja aku bakalan ngumpulin duit buat halalin kamu wik"
"Jadi aku sekarang haram gitu?
" Ya gak gitu wik maksudnya aku bakal ngajak kamu nikah"
Hatiku berasa terenyuh mendengar omongan rafa, jadi dia bener-bener serius sama aku sampai dia berniat untuk menikah dengan aku walaupun kami baru pacaran. Yaa sebenarnya tujuan pacaran kan memang untuk menikah. Semoga harapan aku dan harapan dia cepat di segerakan semoga tidak ada kerikil kerikil kecil yang membuat susah jalan kami.
"Raf kamu mampir gak ke kosan aku?"
"Gak usah lah wik caca kan gak ada di kosan aku gak mau nantinya jadi fitnah loh"
Mendengar jawaban rafa seperti itu tak ada alasan lain lagi untuk aku percaya bahwa dia adalah cowok yang memang spesial aku yakin bahwa diaadalah calon imam yang baik untuk aku nantinya.
"Yaudah aku pulang yaa wik, I Love U"
"Iya I Love u Too"
Setelah aku menunggu rafa beranjak dari lorong kosanku sampai dia gak keliatan lagi di pelupuk mata aku baru aku masuk kosan. Aku dibuatnya senyum-senyum sendiri dengan perlakuannya dia tadi. Omongan dia itu dikit tapi bisa membuat hati seorang wanita sangat bahagia.
Aku belum pernah menemukan seseorang yang sebaik ini menerima kekuranganku, seperti kamu yang kepadaku. Untuk setiap mau dan inginku, terima kasih telah bersedia Memahamiku, Memperlakukanku seperti aku ini cerminan terbaikmu.
“ Wik aku udah sampai Kosan nih, Kamu jangan lupa makan”
Singkat, padat, Jelas itu WA dari Rafa untuk aku, syukurlah aku lega mendengar kabar dari rafa. Aku langsung beberes kosan,masak nasi dan mandi terus tidur karna serasa kasur itu memanggil aku untuk cepat datang kepadanya. Kebetulan Reca Pulang habis magrib katanya sih ada acara di organisasinya.
Pukul 17:30 Handphoneku berdering ternyata itu telfon dari rafa.
“ Assalamualaikum”
“Iya Waalaikumsalam, Kenapa raf? Aku masih tidur nih”
“Bangun gih, mandi terus siap-siap untuk sholat sana”
“ Iya Raf aku mandi, yaudah aku mandi dulu yaa, nanti kita lanjut lagi ya”
Aku langsung mematikan telfon rafa, selesai mandi aku langsung sholat. Ketika aku mau makan bodohnya aku lupa membawahnya ke cook magiccom aku alhasil belum masak nasinya. Duh padahal laper banget lagi. Andaikan ada yang tiba-tiba nganterin makan ya karena cacing di perutku ini terasa demo semua.
“ Tok-tok”
Tunggu deh sepertinya ada suara orang mengetuk pintu mungkin itu caca. Caca udah pulang tapi nasi belum masak pasti dia laper. Ternyata setelah aku buka pintu ternyata itu rafa.
“Nih aku bawain makanan pasti kamu laper kan, aku beli 3 untuk aku satu, kamu satu dan satu lagi caca”
“Ya ampun raf kamu tau banget aku laper tapi nanti uangnya aku ganti ya raf, nanti uang kamu abis loh aku taulah kita kan sama-sama anak kosan”
“apaan sih wik aku ikhlas”
Setelah berbincang-bincang aku menyiapkan makanan untuk kami makan bareng, setelah itu aku cerita tentang nasi yang belum masak itu. Dia sontak tertawa berbahak-bahak mendengar aku cerita itu.
“Efek kecapean ya?”
Aku merasa tersipu malu mendengar omongan rafa. Pasti Cuma aku diantara pacar-pacar dia dulu yang suka pelupa. Ah sudahlah ngapain aku mengingat masa lalu dia toh masa lalu tetap akan menjadi masa lalu dan gak akan menjadi masa depan. Setelah selesai makan aku menyuruh rafa pulang karna dia harus belajar karna besok dia mau sidang skripsi.
“Sukses ya besok”
“Iyaa pasti tiap aku gak semangat aku selalu inget kedua orangtua aku dan kamu”
“kok aku”
“Karna kamu sekarang penyemangat aku”
Lagi dan lagi Aku dibuatnya melambung tinggi dengan ucapanya. Ini manusia terbuat dari apa sih manis banget omonganya.
“Sokkkk….Sokkk”
“Iya ca sabar”
Sok adalah panggilan aku di Sekolah dulu, Sok itu artinya ayuk jika di bahasa sekayu. Karna aku orangnya paling dewasa dan bisa memahami antara teman- teman aku makanya di panggil sok.
“Makan sana”
“masak namek nga sok”
“dak masak dak aku, tadik tu di undeke rafa makanan”
“lemak nian ao dem men baru pacaran singonye nak betemu terus”
“dem ao cak nga dak olah kasmaran bae”
Aku menceritakan semua ke caca tentang kegiatan aku tadi siang. Caca adalah pendengar terbaik aku. Makanya aku senang sekali curhat dengan dia. Jam menunjukan pukul 20:00 WIB aku dan caca tidur, caca langsung pergi ke kamarnya dan aku juga pergi ke kamar aku.
Sekitar jam 4 terdengar suara caca mintak tolong aku langsung kaget dan membuka pintu kamar. Aku langsung lari menuju kamar reca.
“ ada apa ca?”
“Sok ade maling sok, ikak nah satang die tadik nak ngambek tas laptop ikak sok”
Kami berdua langsung meminta tolong dan akhirnya tetangga kosan langsung menuju kosan kami setelah di periksa ternyata hape caca hilang.  Setelah kejadian itu kami dinasehati sama warga sekitar bahwa kami gak boleh buka jendela kamar lagi karna ini kota jadi gak boleh sembarang buka jendela. Memang reca hobi membuka pintu jendela ketika dia libur. Dan kami menduganya bahwa memang kamar reca sudah diincarnya.
Setelah kejadian itu  reca gak berani tidur dikamarnya, dia meminta aku untuk membolehkanya tidur di kamar aku. Karna aku merasa kasian dengan reca  dan terlihat bahwa dia trauma dengan kejadian itu. Aku langsung nelfon rafa dan menceritakan kejadian itu.
“Raf kosan aku kemalingan, hape caca hilang”
“ Ya ampun kok bisa? Apa perlu aku kesana?”
“Gak usah raf tadi tetangga udah pada kesini”
Rafa banyak sekali menasehati aku bahwa aku harus waspada karna hidup di kota beda dengan di desa. Aku dan caca memutuskan untuk pindah kosan tetapi kami udah terlanjur bayar kontrakan 1 tahun jadi nanti mau rundingan dulu dengan ibu kosnya. Setelah kami telfon ibu kos katanya tidak bisa diambil duitnya dan dia menyuruh aku dan caca untuk bertahan sampai 6 bulan lagi. Ya mau tidak maul ah karna gak mungkin mau maksa. Yang penting kejadian ini untuk pelajaran buat kami agar kami bisa waspada.
“Kita harus tahan ca di kosan ini”
“iya sok, mau gimana lagi gak mungkin kita mau maksa ibu kos kan”
“kita waspada ajalah ya, kamu yang sabar ya semoga nanti hape kamu yang hilang diganti dengan rezeki yang melimpah”
“Sok aku curiga sama cowok yang tadi nah sok, masak di tadi tiba-tiba datang, tapi yaudahlah mau diapain lagi”













Bab 7
Waktu terbaikku terkadang ada pada saat aku merasa begitu baiknya dalam menjaga setia untuk mencintai kamu.
-Anonim-
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun aku dan rafa masih terus sama-sama. Dan kini aniversary aku 1 tahun dengan dia, belum ada konflik di antara kami. Kami terus menjaga komitmen kami untuk selalu setia satu sama lain.
Bulan Agustus nanti dia resmi wisuda, ada senengnya, ada sedihnya juga. Senengnya dia bisa cepat-cepat kerja dan ngumpulin duit untuk cepat melamar aku dan sedihnya aku bakal LDR sama dia.
“Nanti pas wisuda orangtua aku mau nginep di kosan kamu boleh? Kan aku di asrama” ucap rafa
“Ya boleh lah, tapi aku malu”
“malu kenapa?”
“Ya malu”
“Jangan malu orangtua aku kan juga nantinya bakal jadi orangtua kamu, kamu harus biasain ya”
Jujur baru kali ini sepanjang aku pacaran aku bakal ketemu sama orangtua pacar aku. Apa ini termasuk lampu hijau yang di hidupin sama orangtua rafa untuk hubungan aku dan rafa. Seneng sih pokoknya nanti aku bakal menunjukan ke orangtua rafa bahwa aku ini termasuk calon menantu idaman. Hari semakin dekat pada hari H acara wisuda rafa dan rafa menyuruh aku untuk mencari baju keluarga ketika nanti acara dia wisuda. Aku langsung menyanggupi permintaan rafa.
“keluar yok?”
“Kemana Raf?”
“Udah Ikut aja”
Aku dan rafa langsung menuju kearah kenten, terlihat pemandangan yang semakin menjadi saja yaitu macet akibat LRT ini. Tapi nanti ketika LRT sudah jadi pasti macet akan berkurang dan Palembang akan menjadi kota yang maju sama seperti Jakarta. Mungkin ada pro kontra dengan dibangunnya LRT ini tapi pemerintah tentu sudah mempertimbangkan matang-matang untuk pembuatan LRT ini. Yaudahlah ngapain mikirin LRT yang jelas hari ini aku bahagia bisa bareng-bareng terus sama rafa.
“Raf inikan Pondok Dogan tempat kita jadian”
“Iya emang”
Ternyata rafa mengajakku ke pondok dogan tempat aku dan rafa jadian. Kali ini aku yang memesan makanan. Aku memesankan rafa nasi goreng jawa karna rafa suka banget nasi goreng sedangkan aku memesan ayam bakar. Aku seneng deh bisa kesini karna dengan kesini jadi ingat dengan  kejadian 1 tahun lalu. Tempatnya masih saja nyaman dengan gaya yang klasik, ramai oleh pengunjung dan lebih menariknya lagi pondok dogan termasuk salah satu wisata kuliner yang terkenal yang ada di Palembang.
Setelah menunggu lama akhirnya makanan yang ditunggu datang juga. Seperti biasa aku menyiapkan makanan untuk rafa yaa seperti lap sendoknya dulu. Itu termasuk ritual makan ketika di restaurant raf pernah bilang bahwa setiap makan harus lap dulu sendoknya agar lebih higenis. Tak lama aku dan rafa langsung menyantap makanan yang dari tadi sudah menggoda dengan aromanya itu. Seperti biasa rafa selalu selesai duluan makannya karna kan dia termasuk orang yang gak bisa makan lambat. Setelah itu baru aku selesai makan dan ternyata rafa mengajakku kesini ada maksud tertentu.
“ Wik boleh gak aku bicara sesuatu?”
“Iya bolehlah Raf, kamu mau ngomong apa?”
“Kita kan udah pacaran lumayan lama lah ya, boleh gak aku mintak kamu manggil aku dengan sebutan mas, dan aku manggil kamu dengan sebutan adek, ya biar terbiasa nantinya, kita kan selama ini manggil nama aja, jadi kesannya kita tuh kayak temenan gitu.”
“ya ampuun raf aku kira kamu mau ngomong apa ternyata mau ngomong itu, ya boleh lah. Tapi aku kok agak geli yaa . apa karna belum terbiasa aja tapi aku janji bakal ngebiasain manggil kamu dengan mamas”
“Makasih ya Dek”
“Iya mas”














Bab 8
Setiap hubungan itu pasti ada beloknya gak mungkin lurus-lurus saja
-Anonim-
Setelah kami selesai dengan obrolan yang sangat berfaedah itu aku dan rafa langsung pulang. Di jalan rafa ngasih tau tempat dimana-mana yang terkenal kan aku ini kurang tau dimana tempat yang terkenal yang ada di Palembang ini. Tiba-tiba hape rafa bunyi, rafa sempat melihatnya dan anehnya gak diangkat sama dia.
“Siapa kok gak diangkat?”
“Gak tau gak penting”
“Yakin”
Muka rafa terlihat begitu gelisah seolah ada yang disembunyikannya dari aku. Kenapa hati aku berasa curiga ya dengan gerak-gerik rafa. Ah ya sudahlah mungkin itu nomer baru aja.
Rafa mengantarkan aku pulang ke kosan dan dia langsung pulang. Tiba-tiba hatiku merasa gelisah, curiga dengan rafa kira-kira siapa yang nelfon tadi. Tak lama dari itu aku membuka facebook dan membuka kronologi profil rafa dan ketika aku membukanya aku terkejutkan dengan sebuat kiriman di kronologi seorang wanita berjilbab mengirim sebuah chat “Raf kamu kemana tadi, aku telfon kamu kok gak diangkat, nanti telfon balik ya” tentunya aku merasa tidak nyaman dengan chat itu.
Seolah teman-teman Facebook terasa mengetawai aku semua bagaimana tidak ternyata lelaki yang aku banggakan yang aku yakin tidak akan bermain gila di belakang aku ternyata dia masih berhubungan dengan mantanya itu bahkan telfonan. Sontak aku langsung menelfon rafa dan mengatakan semuanya ke rafa sambil aku menangis. Aku mengatakan aku kecewa dengan rafa tapi rafa seolah dia tidak tau apa-apa dan dia meminta maaf kepadaku, karena aku emosi aku menantang rafa untuk membalas chat wanita itu dengan kata-kata bahwa wanita itu tidak boleh ganggu dia lagi karna dia sudah ada pacar. Rafa terdiam dan aku langsung mematikan telfon aku. Tak lama aku langsung membuka facebook dan  rafa mengikuti apa kata aku. Dan akhirnya aku lega tetapi aku tetap saja BT dengan kejadian itu. Rafa terus menelfon tapi aku gak angkat telfon rafa biar dia mikir gak bakal nyakiti aku. Biar dia mikir gimana susahnya dapetin aku.
Keesokan harinya aku dan caca pergi kuliah di jalan aku menceritakan semua kejadian kemaren ke caca dan caca terasa emosi juga dia gak terima jika sahabatnya di mainin sama cowok.
“sok jangan terlalu cinta deh sama kak rafa”
“Nanti dia dibelakang sok masih main gila sama mantannya”
“aduh ca jangan buat aku tambah galau dong, aku kira rafa itu beda ternyata sama aja masih saja terjebak dengan masa lalu”
“sok harus bisa buat kak rafa penasaran sama sok jangan lemah sama kak rafa”
Aku juga memikirkan perkataan caca, bagaimanapun caca ada benarnya juga aku gak boleh kelihatan galau di depan rafa, aku harus merasa cuek dengan dia. Tapi aku gak bisa bohongi diri aku sendiri bahwa aku udah bener-bener cinta dengan rafa. Sesampai di kampus aku curhat dengan sari tapi sari menasehati aku bahwa aku gak boleh egois aku harus dengerin penjelasan rafa dulu.
Setelah perkuliahan selesai aku langsung pulang karna merasa gak mood aja mau kemana-mana, masak aja merasa males alhasil beli nasi bungkus seharga Rp 10000 dengan lauk nasi ayam bakar. Sesampai di kosan tak kusangka ternyata rafa sudah menunggu di depan kos aku. Sebenarya aku males melihat dia tapi kan gak mungkin aku ngusir dia.
“Udah lama?” Ucapku
“Gak kok barusan aja, kamu masih marah?”
“Gak lah ngapain marah itu kan hak kamu mas mau ngapain aja”
“jangan gitulah, emang dia suka hubungi aku, dia emang mantan aku tapi dia tau kalo kita pacaran, aku juga gak suka sama dia”
“dia tau kamu pacaran sama aku tapi dia gak bisa hargai aku mas, kalo kamu mau balikan sama dia lajulah mas sebelum kita jauh”
“kamu kok gitu sih ngomongnya dek, aku cintanya sama kamu orangtua aku taunya aku sama kamu dan dia udah setuju, minggu nanti dia bakal kesini, tolong jangan raguin cinta aku ya, maafin aku”
Sepertinya rafa memang tulus ngomongnya, aku juga gak tega lihat rafa kek gitu. Akhirnya aku maafin rafa. Setelah itu rafa pamitan pulang ke asrama karna dia mau ngurusi berkas soal acara wisudanya. Rafa bilang ke aku bahwa aku gak boleh mikir macem- macem sama dia karna kan kita berdua udah ada komitmen.
Seharusnya  ada yang harus kau obati:luka. Ada yang seharusnya kau lupakan; kenangan. Ada yang seharusnya kau tepati; janji. Ada yang seharusnya kau ajak berdamai; masa lalu. Ada yang seharusnya kau redam; amarah. Dan ada yang seharusnya kau cintai; aku.
“Jangan pernah kecewain aku yaa mas, aku udah capek sakit hati lagi”
“iya pasti”




Bab 9
“Lampu Hijau Mulai berkedip”

Hari yang ditunggu akhirnya datang juga, orangtua rafa datang ke kosan aku karna besok hari senin mas rafa wisuda. Sebelum orangtua mas rafa aku bersiap masak untuk menyambut kedatangan orangtua rafa. Aku sibuk sekali masak tapi tak papalah setidaknya harus memberikan kesan yang baik di depan camer.
Setelah selesai masak dan beres-beres kosan tak lama dari itu ada suara mengetuk pintu.
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam” ucapku
Ternyta itu keluarga rafa ada Rafa,Ayah, Ibu dan 2 adiknya. Aku langsung menyuruh mereka untuk masuk dan beristirahat dahulu kemudian menyuruhnya makan.
“Wah Masakannya Enak lo bu” Ucap ayah rafa
“ Iyalah calon mantu ibu kok”
Aku pun hanya tersenyum sambil raut mukaku memerah karna merasa malu dan canggung ketika  berada di depan orangtua rafa. Semoga ini awal yang baik untuk aku dan rafa.
Setelah kami selesai makan aku dan mas rafa pergi untuk mencari salon yang bisa merias, menyewakan kebaya dan jas untuk hari wisuda mas rafa. Seputaran Plaju  sudah kami lalui dan belum satupun aku dan mas rafa mendapatkan salon itu. Ya rata-rata salon di Plaju hanya bisa make up ajaa tapi kami berdua tidak patah semangat, aku dan mas rafa memutuskan untuk menyusuri jalan Tangga Takat.
“Endi Toh mas Salonne kok ugung ketemu”
“Sabar to dek”
Tak lama dari situ kami melihat salon di sebelah kiri aku langsung turun dari mobil langsung menanyakan salon itu dan alhamdulilah salonnya bisa merias, menyewakan kebaya dan jas. Aku janjian sama mbak salonya tepat pukul 06:00 WIB kami akan datang ke salon itu.
Setelah urusan selesai aku dan rafa langsung pulang dan tak terasa ternyata kami pulang sekitar  jam 17:00 WIB sesampai di kos aku langsung mandi. Setelah kami selesai mandi dan makan kami bercerita banyak sekali tentang rencana orangtua Rafa setelah Rafa Wisuda sampai Rencana Kapan kami akan menikah.
Rasanya aku bahagia sekali bisa berhubungan dengan lelaki dan alhamdulilah kedua orangtuanya setuju dengan hubungan kami. Tidak ada yang lebih bahagia dari sebuah hubungan selain restu  dari kedua orangtua.
Sementara itu aku senyum-senyum sendiri karna sangking  bahagianya bisa seakrab ini sama orangtua Rafa. Selama aku pacaran baru kali ini aku dekat dengan orangtua pacar aku. Ya mungkin ini udah takdir ajaa dari Allah SWT bahwa aku pantes buat bahagia dan mungkin Rafa adalah Pelabuhan terakhir aku jadi bawaanya manis semua hubungan kami, termasuk bisa akrab dengan orangtuanya bukan.
Perbincangan kami sangat menarik sampai kami lupa bahwa jam sudah menunjukan jam 22:30 orangtua rafa menyuruh kami tidur karna besok kami harus bangun pagi-pagi untuk make up. Takutnya nanti karna kami tidur larut malam nanti kesiangan datang ke acara wisuda Rafa.


BAB 10
Kalau tempat terbaik untuk pulang adalah rumah. Kenapa harus mampir? Kalau tempat ternyaman untuk kembali adalah kamu. Kenapa harus yang lain?
-Anonim-

        Pagi-pagi sekali aku bersama keluarga mas Rafa menuju Salon disana kami bersiap make up agar kami terlihat rapi.
        Setelah selesai kami langsung menuju PSCC Jakabaring disana tampak sudah ramai sekali orang berdatangan mengantarkan anaknya akan menjadi wisudawan dan wisudawati, tampak terlihat sumringah raut muka orangtua Rafa dan Ibu bilang kepada kami semua.
“Ini adalah kado terindah ibu karna bisa melihat mamasmu bisa wisuda”
        Aku terkejut langsung memeluk ibu dan mencium pipi ibu seraya mengucapkan selamat ulangtahun ke calon mertua aku itu. Disinilah aku melihat ketulusan orangtua terhadap anaknya.
        Setelah acara selesai kami langsung menuju studio foto untuk foto bersama, awalnya aku menduga bahwa aku tidak diajak untuk foto bersama ternyata dugaanku salah aku diajak foto keluarga dengan keluarga rafa.
Waktu begitu cepat orangtua rafa bilang bahwa dia langsung pulang karna besok ada acara di rumah keluarganya. Aku sedih dan memeluk ibu sambil nangis, kemudian ibu membisikan aku

“sudah nak jangan sedih nanti kalo wika kangen bilang sama mamas suruh nganterin ke rumah ya?”
        Mendengar ucapan ibu seperti itu aku langsung menghapus air  mataku dan tersenyum seolah ibunya mas rafa menyuruh aku untuk main ke Rumah mas Rafa.
“Gima dek bahagia bisa ketemu keluarga aku ?” Ucap mas rafa
“Bahagia banget mas”
“Sekarang keluarga aku taunya aku sama kamu, jadi kamu jangan mikir aneh-aneh lagi ya tentang aku”
“Siap Mas” Ucapku sambil tersenyum
Mas rafa juga ikut pulang ke KM 5 dia sementara waktu ikut ngekos dengan kakak sepupunya, aku sih seneng dia ada rencana mau kerja di Palembang, karena dia males mau kerja di Dusun.



BAB II

“Hanya wanita yang luar biasa yang bisa menemani lelaki dari O”
-Wika-

        Sebulan setelah mas Rafa wisuda alhamdulilah dia dinyatakan lulus uji Kompetensi dan mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Itu termasuk hal yang penting untuk terjun ke Klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit.
        Mas rafa meminta tolong ke aku untuk menyiapkan berkas lamaran kerja karena dia bilang bahwa dia kurang mengerti dengan hal seperti itu. Tanpa menunggu lama aku langsung membuat surat lamaran kerja dan berkas lainya karena Mas Rafa akan melamar ke Salah satu Rumah Sakit yang ada di kota Palembang.
        Setelah menunggu beberapa hari akhirnya mas Rafa dinyatakan LULUS dia berhak mengikuti Tes selanjutnya yaitu Interview. Setelah tes interview selesai alhamdulilah mas Rafa langsung Tanda tangan kontrak.
        Ternyata mencari kerja itu tidak susah asal kita ada usaha dan niat karna allah tidak akan pernah menyusahkan hambanya yang mau berusaha. Yakin saja bahwa usaha tidak akan menghianati hasil.
        Tepat tanggal 27 September 2017 Mas Rafa memulai pekerjaanya di Rumah Sakit di kota Palembang. Semoga pekerjaanya bisa menjadi berkah untuk mas Rafa dan orang lain.
        Aku terus mengingatkan mas rafa bahwa dia tidak boleh tergoda dengan mbak-mbak perawat disana ya manusiawilah jika wanita khawatir dengan pacarnya, karena sejatinya wanita mana sih yang gak mau sama cowok yang udah kerja. Ya aku takutnya nanti berjuangnya sama aku eh senengnya sama wanita lain.
        Tapi mas rafa selalu meyakinkan aku bahwa Cuma akulah satu-satunya wanita yang akan dia ajak ke pelaminan.
        Semenjak kerja mas rafa jarang ada waktu buat aku, dia sibuk kerja malah kerjanya tiap hari ya bener juga sih mana ada juga kerja di Rumah Sakit libur nanti siapa yang bakal mengurus Pasiennya. Aku sebagai pacarnya harus ngerti sama profesi pacar aku bahwa dia jarang ada waktu untuk aku. Paling libur Cuma sebulan 2 X itupun dia ganti sip sama temenya.
        Ketika mas rafa libur itulah aku bisa jalan denganya seharian paling jika dia lagi kerja aku ke ruanganya hanya untuk nganterin makan siang buat mas rafa. Kadang aku kasian sama mas rafa demi pasien dia telat makan tapi mau gimana lagi itukan udah tuntutan profesinya.















BAB 12

        Setelah setahun mas Rafa kerja dia mengajakku untuk menikah, karena bagi dia, dia sudah sanggup lahir dan batin untuk menikah akhirnya dia memutuskan mengajakku untuk menikah. Tetapi aku menolaknya karena aku masih kuliah dan aku baru semester 6. Pasti orangtuaku pun tidak akan menyetujuinya karna orangtuaku pernah berpesan bahwa aku boleh nikah jika aku sudah lulus kuliah.  Terlihat di wajah mas Rafa bahwa dia kecewa
“Kamu Kecewa ya mas sama aku?”
“Ya mau gimana lagi dek kan kamu belum boleh nikah sama orangtua kamu”
“tapi mas rafa gak akan nyari wanita lain kan mas?”
“denger ya dek, segimanapun kamu aku gak akan nyari wanita lain karena kebahagian aku Cuma kamu”
“Bener kan mas”
“Denger ya dek aku dapetin kamu itu susah harus nunggu 3 bulan dulu biar bisa pacaran sama kamu, masak setelah aku dapetin kamu eh mau aku tinggalin gitu aja inget ya Cinta Tak Pernah Lelah Untuk Menanti”
        Mendengar jawaban  Mas Rafa aku langsung tenang seolah aku sangat beruntung bisa mendapatkan lelaki sebaik dan setulus mas rafa. Aku sekarang hanya  focus kuliah dan wisuda dengan tepat waktu setelah itu aku akan menikah dengan lelaki yang aku cintai itu.
        Tak ada yang lebih indah selain dua hati yang bertemu karena saling dipertemukan, sama-sama berhenti sebab telah selesai mencari, tak ada yang mau pergi sebab tau bagaimana sulitnya mencari.
        Setelah aku selesai makan malam dengan mas rafa aku langsung pulang karena mas rafa dapat sif malam. Aku memacu dengan motor maticku yang berwarna merah itu, di jalan aku sambil senyum dan membayangkan omongan mas rafa tadi.
        Seolah pencarianku selama ini sudah terhenti di mas rafa, tak ada lelaki yang seperti mas rafa, dia baik, setia, perhatian, pokoknya dia itu lelaki idaman yang selama ini aku cari, jujur aku belum pernah dibuatnya sakit hati karna dia selingkuh atau semacamnya, dia bisa memperlakukan wanita dengan baik mungkin karena dia punya adik cewek kali ya jadi dia gak pengen adek ceweknya juga nantinya disakiti sam cowok makanya dia gak pernah nyakiti aku.
        Sebelum hadirnya hadirmu dalam hidupku malamku tak pernah seindah ini, tawaku tak pernah sebahagia ini, dan rinduku tak pernah sekuat ini.
Setelah aku sampai di kosku aku langsung mandi dan bersiap untuk tidur, sebelum tidur aku mengirimkan WA ke mas rafa seperti ini
“Mas kerja yang rajin 1 tahun lagi itu gak lama loh”
Seolah aku memberikan semangat untuk dia agar lebih giat lagi kerja karena modal nikah itu gak cukup hanya satu juta tapi berjuta-juta.
Aku langsung mematikan lampu dan berharap memimpikan mas rafa karena aku sudah rindu denganya.








Bab 13
Menaruh harap kepada manusia itu seperti menanam belati di dalam diri. Yang mampu merobek hatimu kapan saja.
-Anonim-
Kring…kring.. Bunyi alarmku berdering meraung-raung hingga sampai ke telingaku. Tubuhku seakan tak ingin untuk beranjak dari pulau kapuk yang sangat nyaman ini, tapi karna kewajiban untuk kuliah maka aku paksakan untuk bangun dan bergegas bersiap untuk kuliah.
Jam menunjukan Pukul 07:30 aku bergegas pergi ke kampus karna memang hari rabu kami kuliah pagi. Sesampai aku di kampus biru itu bunyi sepatu high hills memecahkan suasana sepi karna belum banyak mahasiswa yang datang untuk kuliah. Ketika aku melihatnya ternyata sosok wanita dengan badan berisi berkulit sawo matang dan berparas seperti syahrini itu, yah namanya adalah sasi . Aku sering memanggil dia dengan sebutan sas. Dia adalah temanku, teman main, teman berantem, teman bercanda, dan bahkan kami suka marahan layaknya seorang musuh.
Dia adalah teman Kedua ku di Kampus setelah sari . setiap ada dia pasti ada aku. Sampai teman-temanku selalu mengira kami ini saudara, padahal kami Cuma sekedar sahabat aja. Kami sudah berjanji bahkan kami tidak akan menodai persahabatan kita dengan pertengkaran.
Aku senang bisa mempunyai sahabat seperti sasi dia itu pengertian banget, aku sakit dia langsung pergi ke apotek untuk membelikan aku obat. Pokoknya dia itu sahabat terbaik aku. Mengapa aku lebih suka berteman dengan satu orang ya karna aku ini orangnya males punya temen banyak yang hanya bersandiwara di depan dia baik eh di belakang kita dia mencela kita. Itulah alesan juga mengapa aku gak mau pacaran sama banyak wanita. Hahahha
Johil alias jomblo jahil. Itu adalah julukan aku kepada sasi, si wanita manis, cool dan mit amit jahilnya. Awalnya aku hanya iseng aja manggil dia seperti itu. Eh ternyata itu adalah panggilan yang pas untuk sasi.
“Hai wika!”
“ Hai Juga sas, gimana hari ini udah ketemu belum sama calon gebetan”. Tanya ku dengan sedikit ejekan.
“ ya belum lah masih nihil,” balas sasi dengan membuang muka sejenak.
“ Yaudah sabar ajaa nanti aku kenalin sama cowok-cowok di organisasi aku”.
“ Ah kamu dari dulu mah selalu bilang gitu tapi nihil juga hasilnya”.
Kadang aku kasian melihat sasi selama ini masih menjomblo. Dia itu belum bisa melupakan sosok lelaki yang paling dia sayang. Dia putus sama pacarnya bukan karna pacarnya selingkuh tapi karna pacarnya kecelakaan dan meninggal di tempat ketika pulang kuliah. Semenjak itu dia males ingin pacaran lagi. Dia itu selalu aku kenalin dengan teman-teman satu organisasi denganku. Tapi ketika kenalan katanya belum pas, belum ada yang bisa seperti Dafa katanya. Banyak sih sebenernya lelaki yang mau sama dia ya secara sasi itu orangnya baik, pemenang lomba Pencak silat, dan lumayan gantenglah. Tapi dasar dia aja yang belum niat buat nyari pengganti Dafa.
Wik pulang kuliah pergi yok”.
“Kemana?”
“Nonton Bioskop”.
“yaudah ayok, tapi aku tanya sama mas Rafa dulu ya”.
 “yailah wik ribet amat sih udah kayak pemimpin upacara aja laporan dulu”. Jawab sasi
“ya gini sas kalo punya pacar ini adalah bukti bahwa kami komitmen”.
Sasi itu selalu komentar ke aku kalo aku pergi selalu laporan dulu ke mas Rafa, mungkin dia gak nyaman kali ya soalnya aku dan Sasi kan udah temenan lama masak mas rafa masih gak percaya aja kalo aku pergi sama sasi. Soalnya semenjak aku pacaran sama mas Rafa aku dan sasi seperti dibatasi oleh jarak karena aku selalu pergi terus dengan mas Rafa dan Sasi Pasti jenuh di kosan karna dia kan gak ada pacar. Ya kan aku sebagai pasangan yang baik harus selalu ada untuk pacar aku walaupun temen aku lagi kesepian.
Aku dan sasi sudah sekitar sejam duduk di depan kelas. Dosen pun tak kunjung datang sehingga temen-temen di kelas bak anak ayam yang kehilangan induknya. Suasana kelas menjadi gaduh dan kegiatanya bermacam-macam ada yang selfi, ada yang buat tik tok yang lagi kekinian dan ada juga yang main game mobile legend. Sedangkan aku dan sasi Cuma duduk di depan kelas sambil melihat mahasiswa yang datang dan pergi sesuka hatinya.
Rasanya sekarang cacing yang ada di perutku ini lagi demo. Ya karna anak kos lah mana sempet masak dulu di kosan pas kuliah masuk pagi. Tapi kutunggu sekitar 30 menit lagilah takutnya pas aku ke kantin eh dosenya masuk kan percuma aja aku dandan cantik jelita bak putri keraton ini kalo ke kampus Cuma duduk aja dan gak kuliah. Lama semakin lama aku jenuh menunggu dosen. Ya sepertinya setan lagi berusaha membujukku untuk  pergi ke kantin aja. Aku dan sasi pun ke kantin dan memesan makanan kesukaan kami yaitu gado-gado rasa ketoprak.
Setelah aku makan, sasi pun mengajakku untuk pergi nonton bioskop. Awalnya aku ragu untuk pergi karna mas Rafa sama sekali tak membalas chat WA dari aku padahal ketika kulihat notifnya dia sedang online. Aku tak ingin suuzon kepada mas afif mungkin dia lagi sibuk. Akhirnya aku menyetujui ajakan sasi untuk pergi nonton bioskop. Sesampai di bioskop kami memilih nonton film Teman Tapi Menikah ya karna film itu lagi di idolakan para kaum adam dan hawa. Antrian pun panjang sekali dan tragisnya yang nonton hampir rata rata pasangan semua. Sedangkan aku hanya pergi sama sahabat aku aja, ya maklumlah mas Rafa itu sibuk kerja dan aku memaklumi itu. Selama masih ada sasi aku tak akan merasa kesepian.
Teater 3 pun telah dibuka. Aku dan sasi masuk ke teater 3. Aku duduk di K.10 dan sasi duduk di K.11. Aku baper banget nonton film Teman Tapi Menikah bagaimana mungkin seorang seorang yang dulunya hanya sahabat karena sering bareng akhirnya cowok ya jatuh cinta dengan sahabat ceweknya dan akhirnya mereka menikah.. “Unch So Sweet” .90 menit film dilan di putar akhirnya selesai juga. Aku dan sasi langsung beranjak pergi dari ruangan itu. Setelah selesai aku dan sasi langsung pulang karna aku merasa khawatir mengapa mas Rafa  gak ada kabar seharian.
Penuh tanya di otakku, apa mas Rafa lagi pergi sama cewek atau mas Rafa lagi sibuk. Ah fikiran itu selalu terlintas di otakku ketika mas Rafa gak ada kabar. Aku yakin mas Rafa gak akan hianati aku. Aku dan sasi menuju parkiran dan aku melihat pemandangan yang seakan menyayat hatiku hancur berkeping- keeping. Aku melihat mas Rafa jalan dengan seorang wanita cantik berjilbab dan berbadanya ideal itu. Tanpa berfikir panjang aku langsung menghampiri mereka. Aku menanyakan wanita itu ke mas Rafa seperti layaknya seorang wartawan yang terus bertanya ke narasumbernya. Mas Rafa pun terlihat bingung dan berusaha menjelaskan bahwa wanita itu adalah teman sekantornya.
“Jadi ini alasan mas gak bales WA aku”. Ucapku sambil terisak menangis
Kufikir kalaupun mereka tak ada apa apa mengapa mas Rafa seperti gugup menjawab pertanyaan aku dan mengapa mas Rafa gak bales WA aku. Kala itu fikiranku hanya melihat mas Rafa berselingkuh di belakang aku. Aku tak membiarkan mas Rafa menjelaskan sepatah katapun untuk menjelaskan alasan dia pergi dengan wanita itu tanpa sepengetahuan aku.
“ Kita Putus”. Ucapku
Tanpa berfikir panjang aku melontarkan kalimat itu.  Mas Rafa pun diam tanpa menjawab sepatah kata pun. Setelah puas  aku bilang itu ke mas Rafa aku langsung mengajak sasi pergi. Mas rafa mengejarku dan sambil menjelaskan dengan aku tapi aku tak menghiraukan mas rafa. Sepanjang jalan aku menangis terasa sesak sekali dadaku melihat kenyataan ini. sasi mencoba menghiburku dan aku pun tak menjawab sama sekali omongan sasi yang aku tau aku sakit hati. sasi pun membelokan motor maticnya ke salah satu taman yang ada di kota Palembang. Dia menyuruhku untuk menangis biar hati aku puas.
“mengapa mas Rafa tega sas denganku, apa karna wanita itu lebih cantik, udah kerja. Sehingga mas Rafa lebih milih jalan sama dia ketimbang aku yang hanya  mahasiswa ini, kau tau sas aku sama sekali tak pernah membayangkan mas Rafa tega melakukan ini semua kepada ku”. Ucapku sambil terisak-isak menangis
sasi pun diam seolah bingung ingin menjawab apa, dia menyuruhku menangis di pundaknya.
“Menangislah wik sepuas-puasnya, tapi nanti jangan lagi menangis. Kamu jelek kalo lagi nangis kayak mak lampir”. Ucapnya sambil menghiburku.
Seketika itu aku menangis di pundak sasi, sasi terus saja menghiburku dan akhirnya aku berhenti menangis. Tapi masih terasa sesak di dadaku ini. Aku langsung memblokir kontak mas Rafa dari semua sosial media ku. Karna dialah alasan aku untuk setia dan karna kelakuan dia aku sangat membencinya.
“Udah jangan nangis lagi, sayang air matanya disimpen ya buat besok lagi”. Ucap sasi
Aku sadar lelaki seperti itu tak pantas untuk ditangisi lagi. Aku pun memutuskan untuk tidak akan menangis lagi untuk mas Rafa aku akan berusaha melupakan perlahan mas Rafa dari fikiran aku.
“Kamu jangan ambil keputusan disaat emosi Wik, kamu harus dengerin dulu penjelasan mas rafa, siapa tau itu sepupunya, atau pacar kakanya?”
“Tapi kenapa dia gak bales chat aku?”
“Mungkin dia sibuk Wik, kamu jangan egois ya nanti kalo Mas Rafa dateng ke kosanmu kamu harus dengerin penjelasan dia, kamu jangan egois”
Aku terdiam sambil memikirkan omongan sasi, siapa tau apa yang sasi bilang memang benar, aku terlalu cepat terbakar cemburu jadi langsung emosi,
“Tapi aku udah bilang putus sama mas Rafa”
“Denger ya Kalo dia memang sayang sama kamu dia bakal datang dan menjelaskan semuanya ke kamu, udah diem jangan nangis lagi, tuh mascara kamu luntur”.
sasi pun tertawa seolah berusaha mengajakku untuk melupakan semua kejadian hari ini. Sasi memang sahabat terbaik aku, dia bisa menenangkan aku disaat aku emosi ya walaupun  dia jomblo tapi dia itu paling bisa banget nasehati aku.
Aku dan sasi langsung pulang menuju kosanku, tampak mobil mas Rafa berada di depan kos ku.
“Eh sas berhenti ada mas Rafa tuh”
“Tuh kana pa aku bilang pasti dia mau jelasin semuanya ke kamu”
Sasi langsung memacu motor maticnya ke kosanku, setelah sampai dia langsung pamit pulang dan tak lupa dia membisikan di telinga aku “Inget Kalo sayang jangan egois”.















BAB 14
Kamu adalah alasan kenapa sampai saat ini aku selalu bahagia.
-Anonim-
Ternyata mas Rafa datang gak sendirian tapi dia dengan Wanita yang aku lihat bersama mas rafa, rasanya aku langsung naik pitam tapi aku inget omongan sasi bahwa aku harus mau dengerin penjelasan mereka berdua.
Aku menyuruh Mas Rafa dan Mbak- mbak itu masuk ke kos ku, aku langsung membuatkan teh untuk mereka berdua ya walaupun hati aku masih jengkel, kesel, cemburu tapi mereka kan tamu aku harus memuliakan tamu.
“Wik ini itu temen sekantor aku, tadi dia mintak tolong anterin aku ke Mall karena dia mau ketemu tunanganya” Ucap Rafa
“Iya mbak, mbak jangan cemburu saya tadi itu buru-buru mbak jadi mintak anterin Rafa, mbak tenang aja aku udah tunangan dan Rafa itu setia sama mbak, aku saksinya, di Rumah Sakit banyak mbak cewek yang mau sama Rafa tapi rafa selalu bilang ke aku bahwa Cuma mbaklah yang paling dia cintai”
Mendengar penjelasan mereka berdua aku lega dan senang ternyata aku sudah salah sangka dengan rafa, aku telah salah menilai rafa, sungguh picik pikiranku dengan rafa, rafa yang setia banget dengan aku malah aku curigai.
Lelaki yang tulus denganku tapi aku balas dengan pikiran yang picik seperti itu, aku langsung meminta maaf dengan mas rafa karena sudah berfikiran buruk denganya.
“Yaudah Raf, Wik aku pulang ya aku dijemput sama mas afif” Ucap mbak rara
Setelah mbak rara pulang rafa terdiam dari tadi aku tau dia kecewa dengan sikap aku yang asal tuduh saja dengan dia.
“Kamu Kenapa Mas?”
“Gak papa”
“Kamu Kecewa ya sama sikap aku”
“Berapa kali sih aku udah bilang ke kamu dek, aku ini serius sama kamu jadi gak mungkin aku hianati kamu tapi kamu masih saja raguin aku”
Mendengar Rafa bicara seperti itu aku merasa bersalah denganya, bagaimanapun aku sudah malu-maluin dia di depan teman kerjanya. Aku gak tau harus bicara apa, aku hanya bisa nangis dan bilang mintak maaf.
“Aku bingung dek, kita nikah ajalah ya biar kamu gak curigaan sama aku?”
“Mas aku masih kurang 1 semester lagi tolong jangan ajak aku nikah sekarang, aku mau bahagian orangtua aku dulu”
“Ya makanya kamu jangan Cemburuan, jangan curigaan terus sama aku, aku kerja itu untuk biaya nikah kita, kamu jangan berfikir aneh-aneh lagi.
Setelah Mas rafa bicara seperti itu aku langsung bertekad bahwa aku harus berubah aku gak boleh berfikiran yang picik dengan mas rafa, dia kan pernah bilang denganku, seberapa lamapun aku siap untuk menikah dengannya dia bakal tetap menunggu aku karena dia berkomitmen bahwa cinta tak pernah lelah untuk menanti aku siap menjalani hari-hari dengannya.
        Dia hanya tinggal menunggu aku wisuda lalu kami akan melangsungkan pernikahan yang kami idam-idamkan selama ini.
“Mas Rafa Maukah engkau menungguku sampai aku lulus kuliah dan siapkah engkau menemaniku berjuang?”
“Aku Siap menunggumu wahai Pujaan hatiku, karena menunggu ada kejelasan  itu adalah suatu hal yang mengasikan, ingat seberapa lamapun kamu aku akan tetap menantimu karena cinta tak pernah lelah untuk menanti”. Ucap Mas Rafa
        Terima kasih Tuhan kau telah mengirimkan satu hambamu yang sangat baik untuk aku, Karena kehendak-Mu aku bisa mengenalnya.



TENTANG PENULIS


        Nama saya Eka Wigati. Saya terlahir di Desa Nusa Serasan Tanggal lahir 12 Desember 1996, sejak SD sampai SMP saya sekolah di daerah tersebut. Tepatnya di Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin. Ketika SMK saya sekolah di Sekayu.
        Sekarang saya sedang menempuh pendidikan di Universitas PGRI Palembang Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saya juga aktif dibidang Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia (HMPSBI).
        Dibidang kepenulisan saya aktif dengan membuat puisi. Puisi perdana saya terbit di kumpulan puisi Pujangga Baru selain puisi saya juga pernah mengikuti Lomba Esay yang diadakan oleh Mahasiswa Berpendidikan Hukum (MBH) esay saya terbit di buku dengan urutan ke-13 dari 100 Peserta dan Novel  Cinta Tak Pernah Lelah Menanti ini termasuk Novel Perdana saya.

Komentar

Postingan Populer