Novel Cinta Tak Pernah Lelah Untuk Menanti
Novel
Cinta Tak Pernah Lelah Untuk Menanti
Oleh Eka Wigati
BAB I
Malamku menjadi fajar yang indah karena kehadiranmu.
-Anonim-
Namaku Wika Indah Purnama
Berasal dari Palembang punya cita -cita menjadi penulis terkenal. Berawal dari
kata haii pada messenger di handphone aku. Dia tak henti-hentinya mengirimkan
chat di Facebook kepadaku dan aku tak pernah sama sekali menghiraukan dia karna
aku telah memiliki seorang pacar dan tentunya aku akan menjaga perasaan
pasangan aku. Hari berganti bulan dan bulan berganti menjadi tahun akhirnya aku
putus dengan pacarku itu. Seperti biasa hati seorang wanita ketika putus cinta
pasti sedih, sepi, galau dan yang paling penting selalu update status di Facebook itu sudah menjadi
rutinitas. Kemudian rafa chat di facebook dia bilang dia ingin berkenalan
dengan ku, ya tanpa kufikir panjang karna aku juga kesepian akhirnya aku respon
chat dia dan kamipun berkenalan.
Kesan pertama sih ternyata
dia asik orangnya. Nyambung banget pas diajak cerita dan yang paling aku suka
dia itu orangnya humoris jadi aku welcome ketika dia meminta PIN BBM aku. Aku
ini termasuk tipe orang yang selektif memilih teman dekat cowok. Karna
meluluhkan hatiku itu bukan suatu hal yang mudah jadi hanya cowok tertentu aja
yang bisa mendapatkan PIN BBM aku. Lama kelamaan aku dan rafa dekat dan tiap
hari selalu Chat dan herannya kami tak pernah bosan. Dia itu orangnya selalu
memprioritaskan aku kadang dia mengirim kata-kata romantis tiba –tiba dan
akhirnya dia berhasil membuatku tersenyum tersipu malu membaca chat dia.
Aku terkesan dengan sikap
dia yang care banget sama aku dan yang paling aku suka dia itu humoris dan
pinter nyanyi. Setiap kami telfonan pasti dia selalu nyanyi untuk aku. Ya
layaknya seorang pria mendekati wanita, banyak Gombalnya.
Ya aku sih biasa aja
responya ke dia. Dia tiap saat ngasih perhatian untuk aku dan aku hargai itu.
Dia selalu saja ngasih kode kalo dia itu suka sama aku tapi karna aku ini lelah
selalu saja salah memilih lelaki akhirnya aku bicara ke dia
Wika : “Maaf yaa Raf kita
saling ngenal dulu aja nanti kalo kita cocok kita bisa langsung jadian”
Rafa : “ tapi sampai kapan
?”
Wika : “sampai aku siap
untuk menerima kamu yakini aku kalo kamu memang beda dengan laki-laki lainya”.
Rafa : “ Oke Wik aku akan
buktiin ke kamu kalo aku emang beneran serius sama kamu. Aku gak akan bosan
menunggu sampai kamu mau menjadi seorang wanita yang paling berharga selain ibu
aku”.
Wika :” Makasih ya raf
udah mau ngerti sama keputusan aku “.
3 bulan pun berjalan kami
masih sama seperti awal kenal masih canggung, tiap waktu dia selalu ngirim kata
kata puitis menurut aku dan aku sering ketawa sendiri ketika aku membacanya.
“Duh Raf lama kelamaan
kamu bisa buat aku jatuh cinta beneran sama kamu “ Kataku sambil tersenyum
sendiri.
Hari-hariku selalu diisi
dengan dia. Pas aku kenal dengan dia aku baru lulus SMK dan dia kuliah di salah
satu Stikes yang ada di kota Palembang. Dia selalu nanya aku mau melanjutkan
kuliah dimana dan aku bilang aku udah daftar SBMPTN di Jogja. Setalah dia
mendengar semua itu dia merasa kecewa dan dia yakini aku kenapa aku gak kuliah
di Palembang aja. Lalu akupun bilang kalo nanti kita memang ditakdirkan untuk
bersama pasti aku kuliah di Palembang.
lebaran idul fitri tahun
2014 lalu itu merupakan pertemuan pertama kami. Dia termasuk orang yang gigih
jarak rumah aku sama rumah dia itu lumayan jauh bahkan beda kecamatan tapi dia
bela-belain nyari rumah aku. Ketika dia masuk simpang di desa aku dia nelfn aku
dia ingin aku memberikan kemana arah rumah aku, sungguh berat perjuanganmu raf.
Ya memang seorang pria harus seperti itu kan ketika ingin mendapatkan hati
seorang wanita. Akhirnya dia berhasil menemukan rumahku yang memakai cat rumah
warna cream itu.
“Assalamualaikum” Ujar
Rafa
Kemudian aku pun menjawab
salam rafa dia pun masuk dan bersalaman dengan kedua orangtuaku. kesan pertama
melihat dia , dia itu orangnya pendiem, sopan, lugu, gak neko-neko. Ketika aku
berkenalan denganya imajinasiku bermain bahwa dia itu tinggi, gemuk. Ternyata
dia kurang tinggi ajaa dan agak kerempeng. Hiks..hiks
Okelah No Problem
Kadang kenyataan itu tak
seindah khayalan yang kita pikirkan. Akupun menyuruh rafa dan temanya itu
duduk. Sempat kecewa di rumahku dia sama sekali beda dengan yang ada di telepon
dia diam dan hanya main tisu yang aku siapkan di atas meja, tapi aku
memakluminya karna mungkin ini pertama
kali bertemu jadi dia malu dan sikap gugup,malunyaitu dia tunjukan dengan minum
air putih sampai habis 3 Gelas. Wkwkwkwk itu doyan apa haus. Aku terus menerus
memancing dia untuk bicara sampai aku bilang “ Kok diem, beda ya sama
ditelepon” dan dia hanya membalas dengan sebuah senyuman. Aku sih Cuma berfikir
apa dia kecewa bertemu denganku. Ya tapi biarlah toh kami juga baru kenal.
Sejam sudah dia di rumah
aku akhirnya dia berpamitan ingin pulang. Aku pun mengiyakan, kemudian aku
memanggil kedua orangtuaku. dan akhirnya dia pulang. Begitu dia pulang aku
langsung berfikir bahwa cukup sampai sini kami dekat.
Tak lama dia pergi
handphoneku pun berbunyi ternyata itu Chat dari rafa “ Maaf ya wika, Pasti kamu
kecewa ya aku diem trus. Aku diem karna aku malu ketika aku melihat kamu, kamu
tinggi, putih dan cantik sedangkan aku kurus, item bahkan bisa dibilang kurang
setengah tiang”.
Aku pun tertawa ketika aku
membaca chat rafa kemudian aku balas chat dia “ Ya ampun Raf jadi kamu gak PD
gitu ketemu aku, biasa aja kali raf aku ini masih tergolong wanita yang jelek
tau, buktinya masih jomblo, kamu jangan malu ya raf karna aku gak pernah
melihat seseorang itu dari fisik ataupun materi”.
Setelah aku membaca chat
dia aku pun lega ternyata dia itu gak kecewa ketemu aku karna dia kurang PD
aja.
BAB 2
Jangan 100 % Berharap, setidaknya sediakan 1 % untuk
Kecewa
-Anonim-
Pengumuman SBMPTN pun tiba
. Aku pun menunggu sambil deg-degan. Akhirnya yang ditunggu pun tiba juga. Aku
sangat berharap aku bisa diterima di PTN yang aku idam-idamkan itu, aku terus
mencoba melihat pengumuman itu tapi ternyta koneksinya masih eror. Aku bertanya
kesana kemari ke teman-temanku ternyata memang koneksinya masih eror. Satu jam
dari waktu aku buka tadi ternyata sudah bisa terbuka.
“ Maaf anda belum berhasil
Masuk ke PTN yang anda Tuju”.
Seperti itu kira-kira isi
pengumuman tersebut. Aku langsung terisak-isak menangis dan masih tidak
menyangka bahwa aku gak berhasil masuk ke PTN yang aku idam-idamkan.
Dadaku sesak penuh asa
karna tak menyangka aku gak berhasil diterima di PTN yang aku idamkan itu. Aku
langsung Down yang aku tahu Cuma nangis dan nangis berasa putus asa. Ketika
orangtua ku bertanya mengapa aku menangis aku Cuma bisa bilang maaf mak aku gak
masuk di UNY. Tapi alhamdulilah orangtuaku mengerti dan selalu memberikan
motivasi ke aku bahwa kuliahan di Palembang banyak yang bagus jangan putus asa
intinya mau kuliah dimana aja sama aja tergantung niat individu masing-masing.
Dari situ aku merasa
semangat lagi masak aku kalah sama orangtuaku yang selalu semangat mendukung
aku untuk kuliah. Seberat-beratnya nyari tempat kuliah masih beratlah orangtua
mencari uang.
“ Nangise ojo sui sui
nduk, sesok ndang golek tempat kuliahan neng Palembang”. Ucap ibu ku
Aku langsung terdiam dan
memikirkan ucapan ibuku. Dari situ aku searching internet mencari informasi
tentang tempat kuliah yang bagus dan akreditasnya baik. Karna sebelum lulus
guruku selalu bilang. Kuliah jangan asal kuliah tapi lihat akreditas
universitas dan akreditasi jurusan karna itu modal awal untuk nanti menjadi
PNS.
Salah seorang temanku
mengajakku untuk daftar USM di salah satu Universitas negri yang ada di
Palembang. Sebeneranya aku ingin daftar kuliah di sana. Kesana kemari aku
bertanya ke kakak tingkat yang kuliah disana dan jawabannya sama. Jika kuliah
di sana lewat jalur USM bayaran persemester mahal karna dianggap mampu semua.
Akhirnya aku memutuskan tidak ikut tes disana aku berfikir kasian sama orangtua
aku karna menurutku jika aku ditrima di universitas itu maka banyak biaya yang
harus dibayar belum biaya kuliah, biaya bayar sewa tempat tinggal, dan biaya
perbulan untuk makan.
Aku langsung memutuskan
mencari tempat kuliah yang agak ringan. Semua informasi aku cari tentang kuliah
dan aku ingat bahwa dulu ada salah satu Universitas terkemuka yang ada di kota
Palembang melakukan promosi ke sekolah aku. Universitas itu menawarkan biaya
lebih ringan dan bisa dibayar dua kali. Satu hal yang membuat aku tertarik,
universitas itu memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi masuk jalur
tanpa tes lewat jalur prestasi.
Akhirnya aku mengajak
salah seorang temanku bernama caca untuk daftar kuliah disana dan aku
menawarkan ke dia untuk masuk kuliah disana lewat jalur tanpa tes. Dia pun mau
akhirnya kami memutuskan untuk daftar kuliah di sana awal bulan karna dia belum
dikasih uang untuk daftar kuliah.
Mendengar bahwa hari itu
pengumuman SBMPTN maka rafa pun menanyakan bagaimana hasil pengumuman itu.
“bagaimana hasilnya wik”.
Ucap rafa
“Aku gak ditrima raf di
UNY” Jawabku
“Yaudah ya jangan kecil
hati, kamu kan wanita gak baik juga kuliah jauh-jauh apalagi kamu anak bungsu
kan pasti orangtua kamu berat ngelepas kamu jauh disana”
“Iya sih Raf, orangtua aku
juga pernah bilang gitu”.
“jadi rencananya mau
gimana”.
“Aku sama caca mau daftar
di Universitas PGRI raf”.
“Oh PGRI ya, bagus kok
PGRI kalo untuk guru sudah banyak lulusanya yang terbukti aku bilang gini karna
banyak temen aku lulusan PGRI langsung di trima di sekolah”.
Mendengar rafa bicara gitu
aku lega, karna semoga aku gak salah mengambil keputusan untuk kuliah disana.
Cita-cita ku dari kecil memang menjadi seorang guru. Setelah aku habis telfonan
dengan rafa aku kembali searching untuk melihat informasi jurusan apa yang akan
aku ambil. Setelah aku dapat informasi itu ada dua pilihan antara jurusan
Pendidikan Akuntansi dan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Pikiranku bimbang karna
mikir mau kuliah jurusan apa? Berhari-hari aku menanyakan guru yang ada di
sekolah aku bertanya kira-kira guru apa yang kurang. Rata-rata mereka menjawab
bahwa guru Bahasa Indonesia sekarang sudah mulai langka karna di sekolah itu
yang ngajar Bahasa Indonesia bukan dari jurusan Bahasa Indonesia tapi dari
jurusan Kesenian sehingga siswa pun menurutnya kurang kompeten jika diajar
dengan guru yang background pendidikannya bukan dari Guru Bahasa Indonesia.
Semenjak saat itu aku memutuskan untuk mengambil jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Universitas PGRI Palembang.
Setelah aku menunggu hari
itu. Akhirnya tiba caca mengajak aku untuk mendaftar kuliah. Aku pergi daftar
dari Desaku sampai Betung naik bis kota sendirian hanya modal nekat insyaallah
kalo niatnya baik allah akan mempermudah jalan kita. Aku dan caca janjian
ketemuan di Pasar Betung. Jarak antara daerah aku dengan pasar betung bisa
ditempuh dengan 1 jam perjalanan. Setelah aku sampai di lokasi aku langsung
menelfon caca untuk menanyakan dia dimana.
“Ca kamu dimana aku udah
sampai nih”
“ ini sok aku di dalem
mobil warna hitam depan toko kosmetik”.
Aku pun langsung mencari
mobil itu dan tak perlu waktu lama aku bisa menemukan mobil itu. Aku langsung
naik mobil warna hitam milik pacar caca itu. Aku,caca dan kak feri pun langsung
menuju ke Palembang.
“ Cha tadi aku udah bilang
sama cici kalo kita mau numpang nginep di rumah dia, kata dia boleh trus dia
udah ngasih alamat nih tapi kan kita bertiga gak paham bener sama Palembang,
nanti kita nyasar lagi”.
“emang dimana sok alamat
cici?”. Tanya caca
“ di Perumnas simpang
dogan , kenten”.
“wah sok dimana itu aku
gak tau, kak feri juga gak tau”.
“ Gimana kalo aku nelfn
rafa aja nih nanti kita ketemuan di jakabaring sama rafa nanti aku suruh dia
nganterin kita ke rumah cici”.
“nah iya sok gitu aja”.
Aku pun langsung nelfn
rafa tak menunggu waktu lama rafa pun langsung mengankat telfonku.
“ Hallo, Raf kamu paham
gak sama daerah di kenten, mau gak anterin aku nyari rumah cici, soalnya
aku,caca sama kak feri gak tau dimana lokasinya”.
“oh iya wik nanti aku
anterin kamu, emang alamatnya dimana?”.
“ Ini raf di kenten
katanya di simpang dogan”.
“Oh simpang dogan aku tau
wik nanti aku anterin”.
“Ini rencananya aku , caca
sama kak feri mau jalan dulu ke Jakabaring kamu mau gak ke Jakabaring nyamperin
kami”.
“Iya nanti BBM aja ya wik,
nanti aku samperin kesana”.
Setelah menempuh
perjalanan yang amat begitu melelahkan dan menguras tenaga. Kami memutuskan
untuk makan dulu di dekat flyover simpang jakabaring. Setelah kami habis makan
kami langsung on the way ke jakabaring sport city. Sesampai disana kami
langsung keluar dari mobil dan jalan-jalan sambil selfi. Tak lupa aku mengabari
rafa bahwa kami sudah sampai di Jakabaring.
Setelah kami sudah
menunggu lama rafa pun datang menggunakan motor Kawasaki ninja dan memakai baju
kemeja panjang berbahasan jeans. Ini termasuk pertemuan kedua aku dengan rafa
setelah lebaran kemarin. Aku senang rafa mau membantu kami untuk mencari rumah
cici.
Aku sudah mengobrol lama
dengan rafa, menurut aku udah panjang kali lebar kali tinggi , aku langsung
memutuskan untuk mengajak mereka mencari ke lokasi rumah cici. Karna jam sudah menunjukan pukul 16:30 kan gak enak
nanti sama cici kalo kami sampai dirumahnya terlalu malam.
“ yaudah ayok kita nyari rumah
cici , sudah sore nih”.
“Ayok” Ucap Caca
Aku memutuskan untuk
boncengan dengan rafa karna kan gak enak aku udah mintak tolong sama rafa masak
dia naik motor eh aku naik mobil sama caca dan kak feri. Jalanan pun ternyata
sesak dengan segerombol kendaraan yang berlalu lalang karna jam jam segini
memang jam rawan macet. Ya namanya juga kota kan sudah menjadi hal biasa macet.
Jam menunjukan jam 18:00
aku dan rafa sudah sampai di Simpang dogan aku langsung menelfon cici untuk
menanyakan dimana tepat rumahnya. Aku memutuskan untuk mencari rumah cici
dengan rafa dulu dan aku bilang ke caca bahwa dia nunggu di simpang dogan dulu
aja soalnya lebih efektif nyari pakek motor biar gak lama. Nanti kalo sudah
ketemu rumah cici baru kami menjemput caca di simpang dogan.
Tak butuh waktu lama untuk
mencari rumah cici karna sepanjang jalan kami telfonan dia bilang rumahnya
samping indomaret yang jualan bakso. Alhamdulilah ketemu. Rafa pun memutuskan
bahwa biar dia aja yang jemput caca karna dia kasian melihat aku pasti capek
banget. Aku pun menyetujuinya. Itulah yang membuat aku jatuh hati dengan rafa
karna dia memberikan perhatian kecil yang menurut aku terkesan. Akhirnya caca
pun tiba di rumah cici. Setelah selesai istirahat rafa dan kak feri pun pamitan
untuk pulang.
Aku diajak masuk kerumah
cici dan kami melepas rindu bertiga dengan bercerita. Ketawa-ketiwi yah maklum
semenjak lulus baru ini ketemu sama cici wanita berbadan berisi dan berkulit
sawo matang itu. Aku disuruh mandi dengan cici biar badanya agak enakan. Setelah
selesai mandi aku dan caca langsung istirahat karna besok pagi-pagi kami
langsung ke Plaju untuk daftar kuliah.
Kriingg……kriiing….
Kriiing…..
Bunyi alarm itu terasa
meraung-raung seolah menyuruhku untuk bangun. Aku langsung meraih hape itu dan
mematikan alarm itu ketika aku lihat tepat pukul 05:00 WIB. Aku langsung
membangunkan cici dan caca untuk mengajaknya sholat subuh. Setelah selesai
sholat kami langsung beres-beres rumah cici kami masak dulu dan membantu
pekerjaan rumah cici. Ya walaupun ibunya cici melarang kami tapi kami tetap
membantu.
Setelah selesai aku, cici,
dan caca pun bersiap untuk pergi ke Plaju. Kami
awalnya bingung mau naik apa ke plaju akhirnya kami memutuskan naik
angkot jurusan ke Ampera . Biaya angkot dari perumnas ke Ampera Rp 4000,
setelah sampai di Ampera kami langsung mencari angkot jurusan Ampera-Plaju dan
Biaya angkot dari ampera ke plaju Rp 3000 jadi kami menghabiskan uang 1 orang
sebesar Rp 7000.
Setelah kami sampai di
lorong PGRI, kami berjalanan dan lucunya
kami malah masuk ke gedung guru, ya maklum kami bertiga sama sekali gak tau
dimana Kampus PGRI itu. Pas masuk kami merasa oon dengan PDnya kami bilang ke
salah satu pegawai di gedung guru.
“Assalamualaikum Pak, saya mau daftar kuliah di Kampus ini”. Ucapku
Bapak itu tertawa dan
berkata.
“Adek ini gedung guru
bukan Universitas PGRI Palembang, itu nah PGRI”
Bapak itu langsung
menunjukan dimana Kampus PGRI itu, kami pun merasa malu tapi ini merupakan
pengalaman aku yang sangat berkesan walaupun sedikit malu. kami pun langsung
menuju tempat pendaftaran mahasiswa baru.
Sesampai di secretariat
aku menjelaskan bahwa kami mau daftar di PGRI lewat jalur tanpa tes dengan
membawa persyaratan rapot dari semester 1 sampai semester 5 dan akan di
akumulasikan jika nilai rata-rata lebih dari 75 maka dinyatakan langsung
ditrima di kampus dengan jalur tanpa tes dan alhamdulilah rata-rata rapor aku
85 sehingga aku langsung ditrima di Universitas PGRI Palembang.
Caca pun juga melebih
rata-rata 75 jadi kami berdua langsung ditrima. Saat itu kami langsung pulang.
Kami diberi waktu 1 bulan untuk daftar ulang.
Setelah itu kami langsung
mencari kosan di dekat PGRI, semua brosur yang di temple di dinding masuk PGRI
kami telfon dan alhamdulilah kami langsung mendapat kosan. Kami panjar kosan itu
Rp 500.000 itu termasuk tanda jadi bahwa kami
mau ngekos disana.
Setelah itu kami langsung
pulang, aku dan reca merasa bangga ya disaat semua orang daftar ditemenin
keluarga, nyari kosan ditemenin keluarga tapi aku dan reca modal nekat aja.
Alhamdulilah orangtua aku selalu percya bahwa aku bisa mandiri. Jadi siapa
bilang anak bungsu itu manja, buktinya aku gak, aku mengurus kehidupan aku
sendiri, orangtua aku hanya tinggal memberikan kepercayaan dan uang aja.
Besoknya aku,cici,caca dan
kak feri pergi jalan- jalan dan kami memutuskan untuk pergi karokean. Kami
booking ruangan dengan waktu 2 jam.
Setelah selesai karokean
kami pun langsung pulang, di jalan begitu macet sekali yah namanya juga kota
tiada hari tanpa macet. Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Ketika aku buka
ternyata itu WA dari Rafa.
“wika nanti abis magrib
diner yok?”
Tanpa menunggu lama aku
pun langsung membalas WA rafa, aku mengatakan bahwa aku mau pergi sama dia tapi
jangan jauh-jauh.
Ya karna macet aku sampai
di rumah cici tepat azan magrib. Aku langsung mandi dan sholat setelah sholat
aku menunggu rafa menjemputku.
Bab 3
Cinta itu seperti Transmusi yang datangnya tiba tiba.
-Wika-
Terkadang aku berfikir apa
dia bakal serius denganku atau cuma cinta sesaat saja sama seperti mantan pacar
aku dulu. Yaa sebenarnya aku juga sudah bosan sama yang namanya siklus pacaran
yang pertama Kenalan>PDKT> Jadian> Pacaran> Putus. Aku ingin punya
seseorang yang bisa nemenin aku berjuang sama - sama dan terus akhirnya Happy
Ending.
Setelah menunggu lamaa
Rafa pun datang menjemputku untuk Diner. Aku dan rafa langsung pergi. Kami
diner tidak jauh dari rumah cici tepatnya di Simpang dogan. Warung makannya
nyaman ala ala lesehan dan yang makan di sana rame banget. Rafa memesankan aku
makanan ayam bakar karna dia tau aku gak suka nasi goreng.
Sembari menunggu makanan
dihidangkan kami berbincang-bincang. Dia menanyakan bagaimana tadi daftarnya
yaa banyak deh yang kami bahas. Dia itu asik, Pengertian, humoris dan Nyambung
banget sama aku. Tak aku pungkiri bahwa aku ternyata jatuh hati sama dia.
Makanan pun sudah datang
kami langsung menikmati makanan itu. Ini pertama kali aku makan sama rafa. Dia
itu ternyata orangnya sederhana banget gak gengsi dia makan ajaa pakek tangan
biasanya kan kalo baru pertama kali jaga image.
Aku suka kesederhanaan dia
yang seperti itu. Aku mengamati dia makan itu cepet dan gak mau sambil bicara.
Yah mungkin itu gaya dia makan karna sejatinya setiap orang mempunyai ciri khas
yang berbeda.
Setelah selesai makan tiba
tiba dia bilang yang membuat hatiku berasa berdetak lebih kencang seperti
biasanya.
"Wik mau gak jadi
Pacar aku?."
"Emmmmmmm"ucapku
sambil berfikir
Aku bingung mau bilang apa
ada hal yang membuat aku galau. Satu sisi aku seneng dia udah jujur dan satu
sisi aku takut nanti dia sama aja seperti lelaki lainyaa. Karna fase pacaran
itu manis manisnya hanya di 3 bulan pertama aja selebihnya nanti banyakan
marah.
Tanpa berfikir panjang aku
menceritakan semua segala kegundahan aku dengan rafa. Tapi rafa begitu sabar
dan menjelaskan bahwa kami udah PDKT lebih dari 3 bulan dan buktinya rafa masih
berjuang buat dapetin cinta aku. Penjelasan rafa membuat aku sadar bahwa tidak
ada alasan aku untuk menolak dia.
"Iya aku mau
Raf." Ucapku
Rafa pun terlihat bahagia
sekali dan dia bilang bahwa dia gak akan menyia-nyiakan akudia bakal jaga
hubungan kami. Aku lega mendengar jawaban rafa. Semoga dia memang yang terbaik
buat aku.
"Pemberitahuan Tanggal
27 Juli 2015 aku resmi berpacaran dengan Rafa"
Ttd Wika dan Rafa
Setelah kami selesai makan
dan membicarakan hal yang penting buat hubungan kami aku dan rafa langsung
pulang. Karna Jam juga sudah menunjukan pukul 20:00 WIB.
Setiba aku di Rumah Cici
aku langsung masuk rumah cici dan rafa langsung pulang. Aku senyum -senyum ya
layaknya orang lagi kasmaran. Pokoknya malem ini seperti malam yang begitu
indah layaknya langit banyak bintang.
"Kamu kenapa wik kok
senyum-senyum gitu?"Tanyaa caca dengan penuh penasaran
"Gak papa"
"Ah masak, Pasti
habis di door yaa sama Rafa?"
"Iih Kalian Kepo deh
, Tapi memang iyaa sih "Ucapku
Sambil senyum
Merekaa pun merasa ikut
bahagia dan mengucapkan selamat kepada aku. Banyak sekali doa yang mereka
lontarkan dari mulutnyaa dan aku hanya bisa bisa bilang"Amiin"
Cinta itu memang aneh,
yang dulunya aku benci dengan rafa tapi sekarang dia menjadi orang yang spesial
di hati aku. Memang benar ada pepatah mengatakan "Tak kenal maka tak
sayang, Tak sayang maka Tak cinta, Tak cinta maka tak Jadian "
Bab 4
Apa yang lebih berat dari Hubungan Yaitu saat jauh dari
mu.
-Wika-
Setelah urusanku selesai
aku dan caca pulang karna masih 2 bulan lagi perkuliahan baru akan di mulai.
"Raf aku pulang dulu
yaa"
Ku kirimkan Chat Kepada Rafa
karena memang rafa gak tau bahwa aku akan pulang hari ini. Yaa namanya juga
baru pacaran maunya dikit-dikit chatlah.
Tepat jam 10 aku dan caca
pulang menggunakan travel karena pacarnya caca lagi ada urusan kuliah jadi gak
bisa jemput kami. Hapeku bergetar ternyata itu chat dari Rafa.
"Iya hati-hati yaa
wik, Memang urusan kamu udah selesai wik?"
"Sudah raf, 2 bulan
lagi baru mulai perkuliahan. Tinggal tempat kos aja yang belum dapet"
"Yaudah nanti aku
cariin ya tempat kosnya"
"Makasih loh
raf"
Aku seneng sekali dia
begitu peka sekali. Tanpa aku suruh dia punya inisiatif sendiri. Lagi-lagi dia
membuat aku takjub dengan sikapnya itu. Sikap yang selalu ngerti apa mau aku,
Peka, Perhatian dan seperti membuat aku ini jadi wanita yang paling spesial
buat dia.
"Ih kenapa kamu wik
kok senyum -senyum " Ucap caca
"Gak pp ca, kamu ini
kayak gak pernah kasmaran aja"
"Kasmaran sih pernah
tapi udah lupaa aku dan dia udah punya komitmen"
"Iya deh yang udah
lama pacaran"
Aku dan caca
berbincang-bincang di Mobil mengenai kuliah, Masa SMK dan masih banyak lagi
karena disaat kita lagi bareng sama temen maka berasa banyak banget masalah
hidup yang tak kunjung padam eh tak kunjung selesai.
Aku dan caca itu udah lama
temenan. Dia itu baik bahkan aku dan caca ada rencana mau ngekos bareng, sampai
sekarang sih aku dan caca belum pernah berantem karna kami kan gak pernah
bareng jadi sifat asli masing-masing belum tau tapi entah nanti ketika aku dan
caca ngekos bareng tapi semoga aku dan caca gak akan pernah ada konflik.
Caca yang mengajak aku ngekos bareng biar bayar kontrakan bisa bayar
berdua gitu. Setelah beberapa waktu kami sampai di betung caca pun turun karna
memang rumah caca kan di betung.
"Wik aku duluan yaa,
kamu nanti kalo udah sampai kasih tau aku ya"
"Iya ca beres"
Aku akhirnyaa sendirian di
travel itu ya walaupun di dalam mobil itu lumayan ramai tapi aku berasa asing sama mereka semua. Ya aku
hanya bisa diam saja. Berasa suntuk gak ada temen ngobrol yaa akhirnya aku
memutuskan untuk tidur ajaa lah yaa. Tiba - tiba ada WA masuk ternyta itu dari
Rafa
"wik kamu udah sampai
mana ?"
"Baru sampai Babat
Supat Raf, Kenapa?"
"Kamu cepet balik ya
ke Palembang Aku Rindu"
"Jangan Rindu Raf
Berat, Kamu Gak akan Sanggup biar Dilan aja"
Ucapku mengikuti Qoutes
yang ada di trailer film dilan. Ya Walaupun film dilan belum tayang tapi mampu
menghipnotis khalayak banyak.
"Raf sabar aku 2
Bulan lagi mulai kuliah"
"Iya Wik"
Baru sebentar aku dan Rafa
jauh tapi berasa Setahun ya mungkin ini namanya baru pacaran ya. Maunya deket
terus tapi kan rafa disana kuliah pasti tahan lah cuma menunggu 2 bulan ajaa.
Apalagi bentar lagi dia mau dinas. Semoga dia bisa menjaga hatinya disaat jauh
dari aku. Ya namanya juga cowok biasanya jauh sama pacarnya mulai deh seperti
penari bali yang matanya kesana-kemari melihat sosok wanita lainya. Tapi aku
yakin rafa bukan tipe cowok seperti itu tapi tetap saja aku harus waspada.
Pukul 14:00 WIB aku sampai
juga di rumah. Sesampai rumah mama dan papa aku sudah menunggu di ruang tamu
seperti banyak hal yang mau ditanyakan.
"Bagaimana nak kapan
kamu mulai kuliah terus di terima gak di universitas itu?" Ucap papa
" Alhamdulillah pa
aku diterima kan lewat jalur prestasi nah dua bulan lagi mulai kuliah "
"Alhamdulillah nanti
kalo mulai kuliah janji ya sama mama dan papa kamu harus bener kuliahnya jangan
main-main karna nyari duit itu susah nak, papa bisa biayain kamu kuliah aja
udah bahagiaa"
" Iyaa ma pa pasti
wika gak akan ngecewain papa dan mama kok, yaudah wika mau mandi trus istirahat
ya"
Aku pun langsung menuju kamarku
yang cukup luas itu serasa kasur itu terus manggil aku untuk tidur, karna
lelahnya di perjalanan aku langsung tidur. Aku tertidur cukup lama mama
membangunkan aku tepat pukul 18.00 karna tradisi di rumah sholat berjamaah.
Kelak aku akan merindukan
suasana rumah yang seperti ini ya walaupun di rumah cuma bertiga karna ketiga
kakak aku sudah menikah semua. Pasti ketika nanti aku sudah mulai kuliah rumah
ini bakal sepi. Sebenarnya bukan hal tabu lagi bagi aku jauh sama orangtua ya
karna kan aku dari lulus SMP memang sudah menjadi anak perantauan tapi bedanya
dulu kan ayuk aku belum menikah jadi rumah belum begitu sepi seperti sekarang.
Harapanku semoga
orangtuaku selaku diberi kesehatan biar bisa terus menjadi semangat buat aku
kuliah dan sampai nanti bisa liat aku memakai toga seperti yang mereka impikan.
Aku gak akan pernah mengecewakan kedua orangtua ku karna ridho allah adalah
ridho orangtua.
Bab 5
-Teman
Baru-
Hari begitu terasa cepat
hari ini adalah hari dimana aku masuk kuliah. Hari ini hari dimana suasana
baru, teman baru, semangat baru dan harapan baru tapi pacar tetap yang lama.
Berasa gak punya temen kesana kesini nyari ruang kuliah sendirian gak ada
temen. Bagi aku hal yang lumrah namanya juga masih proses ke suasana baru.
"Hai Namaku Sari,
boleh duduk disini?"
"Hai juga Namaku wika
Indah Purnamasari tapi cukup panggil
wika aja, iya boleh silakan sari"
Sari adalah orang yang
pertama aku kenal di kelas, Alhamdulillah ternyta gak susah kok nyari temen
belum 10 menit aku masuk kelas ini udah ada aja temen baru. Semenjak saat itu
aku kemana-mana sama sari , dimana ada sari pasti ada aku. Gak nyangkaa kami
itu apa apa deketan. Duduk udah bareng, Nomer Induk Mahasiswa berurutan, bahkan
Dosen Pembimbing Akademik aja kami sama. Semoga nanti kami bisa wisuda bareng.
"Wik pacar kamu
siapa, orang mana?"
"mau tau hehe nama
pacar aku tuh Rafa Rahardian dia orang tungkal jayaa di A2"
"Yakin pacar aku
jugaa orang sana loh wik namanya doni tapi dia di A1"
"Yaampun dunia ini
memang sempit yaa sar"
Setelah apa apa sama
ternyta ada satu lagi ternytaa pacar kami ternyta satu daerah. Menurut aku sari
itu asik orangnya enak diajak curhat bahkan menurut aku dia itu dewasa banget.
Handphone ku bergetar
seraya menyuruhku untuk segera membukanya ternyata itu WA dari Rafa
"Wik kamu pulang
kuliah jam berapa? Nonton bioskop yuk?"
"Aku Pulang kuliah
jam 12 Raf, Yaudah nanti kamu jemput aku ya"
Setelah sekian lama
akhirnya aku dan rafa ketemu juga, kemarin ketemu sih bentar pas dia ngasih tau
kosan aku dimana tapi dia buru-buru karna dia mau dinas. Akhirnya hari ini bisa
ketemu sama pujaaan hati. Jam seperti berputar lama sekali seolah membuatku
menunggu lebih lama.
Ketika perkuliahan selesai
aku langsung mengabari rafa untuk segera menjemput ku. Rasanya sudah tak sabar
ingin melihat rafa.Setelah beberapa lama aku menunggu rafa dia datang jugaa.
"Udah lama ya
nungguin?"
"Iya raf lama
banget"
"Ya maklum lah wik
namanya Palembang Macet total"
Rafa langsung menyuruh aku
duduk di motor berwarna merah dan sudah divariasi itu.
"Kita nonton di
Palembang Square Ya, Wik?"
Aku mengerutkan
kening."PS kan jauh banget dari plaju,Raf." Yang benar saja dia mau
mengajakku ke PS mal. Letaknya di tengah kota lagian jauh jaraknya dari plaju.
Harus melewati banyak proyek LRT dan terjebak macet di Ampera.
"Biar gak kena debu
aja wik di arah Jakabaring banyak debu"
Akhirnya. Aku mengiyakan.
Mau bagaimana lagi , aku sudah janji akan jalan sama rafa. Jadi mau ke mana
lagi aku selain pergi dengannya?
***
Yang aku rasakan saat tiba
di PS mal adalah pantatku yang membahana ini panas dan pinggang aku pegal
sekali. Sedangkan rafa kelihatan baik-baik saja. Kami berjalan masuk ke mal.
"Raf makan dulu yuk,
laper,"
Rafa lalu mengangguk. Kami
menyusuri mal tersebut mencari tempat makan. Aku jarang sekali ke sini. Hanya
sekali atau dua kali ketika ada kunjungan ke Palembang dari sekolah. Makanya
aku tidak terlalu hafal tempat makan di sini.
"Makan di sana aja
yuk."rafa menunjuk salah satu
restoran yang cukup terkenal. Makannanya juga cukup enak.
Aku mengangguk, lalu kami
berdua berjalan ke sana. Tapi, saat sudah tiba di depan restoran itu rafa malah
meneruskan langkanya ke restoran cepat saji yang ada di sampingnya. Aku segera
mengikutirafa dan rafa tertawa melihatku.
"Karena aku yang
traktir kamu, jadi aku yang nentuin
makan dimana," jelasnya.
"Lah jadi tadi kamu
nunjuk ke arah restoran itu kenapa?"
"Sengaja mau ngerjain
kamu"
"Ah dasar jail"
Dia tersenyum lalu
menyuruhku duduk. Tidak lama kemudian rada membawa nampan berisi makanan. Dia
memesan paket bakso yang isinya terdiri dari bakso dan minum.
"Kamu harus nyesuaiin
diri kalau perginya sama aku,"ucapnya sambil menaruh makananya itu di
depanku.
"Maksud kamu
raf?"
"Ya, selera makan
kamu yang mahal itu harus diturunin dikit kalau perginya sama aku"
" Ye siapa bilang,
aku suka kali makan bakso malahan yaa bakso ini makanan favorite aku"
"Ah masak aku liat
kamu upload di sosmed makanya di KFC, JCO"
Aku tercengang dengan
ucapannya rafa ternyta dia kepo sama sosmed aku. Lalu dia langsung berjalan
menuju wastafel untuk mencuci tangan.
Bab 6
Sesuatu
yang indah itu tidak instan karena indah itu butuh proses.
-Anonim-
Setelah selesai makan, aku
dan rafa langsung menuju bioskop. Antrean di sana cukup ramai. Rafa berdiri di
belakangku sambil melihat film apa saja yang sedang di putar.
"Nonton apa
Raf?" Tanyaku
"Terserah kamu aja
wik mau apa"
" Dilan yaa?"
"Yaudah ayok kita
nonton Dilan biar kamu baper"
Akhirnya kami berdua
sepakat untuk menonton dilm Dilan 1990.
Aku menoleh kanan kiri, ternyta hampir semuanya adalah pasangan kekasih.
Ada yang terlihat bergandengan tangan dan bercanda dengan kekasihnya. Sedangkan
aku memilih diam sementara rafa memainkan ponselnya.
"Teather 3 sudah di
buka"
Kurang lebih begitu siaran
bioskop yang menunjukan bahwa biskop telah dibuka. Aku dan rafa menuju ke
teater 3 itu. Aku dan rafa duduk di K seat 10 dan rafa duduk di K seat 9. Ini
adalah perdana aku dan rafa nonton bioskop berdua.
Aku sangat menikmati film
itu tapi rafa malah berasa kurang tertarik sama film itu yah di buktikanya
dengan dia tidur. Yaa memang enak sih suasana bioskop yang dingin jadi enak
untuk tidur.
Setelah 1 jam lebih akhirnya
selesai juga film Dilan 1990 itu. Aku membangunkan rafa untuk mengajaknya
keluar dari teather 3 itu
"Raf bangun udah
selesai filmnya"
"Cepet banget yaa
"
"Bukanya filmnya yang
cepet tapi kamunya yang keenakan tidur di bioskop tadi"
Aku dan rafa akhirnya
pulang dan dijalan tanpa di sangka aku ketemu sama sari dan pacarnya. Seperti
tanpa di sengaja gitu kok bisa kebetulan ketemu di bioskop padahal gak janjian.
"Haii sar kamu nonton
jugaa kok gak bilang mau nonton kan kita bisa bareng tadi nontonnya?"
"Iya wik tadi tu kak
junai ada kuliah jadi dia ngajak jam segini deh. Oh itu pacar kamu ya wik cocok
kok sama kamu"
"Ah kamu bisa aja
sar. Kamu juga cocok kok satunya cantik dan satunya ganteng. Yaudah aku duluan
ya sar udah capek aku mau langsung pulang aja"
"Yaudah ati ati ya
wik"
Aku dan rafa menuju
parkiran PS Mall. Akhirnya kami langsung menuju plaju karna badan aku rasanya
capek banget. Untungnya rafa mengerti padahal dia masih mau ngajak aku
jalan-jalan tapi dia tau kalo aku udah ngerasa capek.
"Senin aku sidang
wik, doain aku ya"
"Iya pasti aku doain
lah raf, kamu cepet lulus dan kerja"
"Setelah kerja aku
bakalan ngumpulin duit buat halalin kamu wik"
"Jadi aku sekarang
haram gitu?
" Ya gak gitu wik
maksudnya aku bakal ngajak kamu nikah"
Hatiku berasa terenyuh
mendengar omongan rafa, jadi dia bener-bener serius sama aku sampai dia berniat
untuk menikah dengan aku walaupun kami baru pacaran. Yaa sebenarnya tujuan
pacaran kan memang untuk menikah. Semoga harapan aku dan harapan dia cepat di
segerakan semoga tidak ada kerikil kerikil kecil yang membuat susah jalan kami.
"Raf kamu mampir gak
ke kosan aku?"
"Gak usah lah wik
caca kan gak ada di kosan aku gak mau nantinya jadi fitnah loh"
Mendengar jawaban rafa
seperti itu tak ada alasan lain lagi untuk aku percaya bahwa dia adalah cowok
yang memang spesial aku yakin bahwa diaadalah calon imam yang baik untuk aku
nantinya.
"Yaudah aku pulang
yaa wik, I Love U"
"Iya I Love u
Too"
Setelah aku menunggu rafa
beranjak dari lorong kosanku sampai dia gak keliatan lagi di pelupuk mata aku
baru aku masuk kosan. Aku dibuatnya senyum-senyum sendiri dengan perlakuannya
dia tadi. Omongan dia itu dikit tapi bisa membuat hati seorang wanita sangat
bahagia.
Aku belum pernah menemukan
seseorang yang sebaik ini menerima kekuranganku, seperti kamu yang kepadaku.
Untuk setiap mau dan inginku, terima kasih telah bersedia Memahamiku,
Memperlakukanku seperti aku ini cerminan terbaikmu.
“ Wik aku udah sampai
Kosan nih, Kamu jangan lupa makan”
Singkat, padat, Jelas itu
WA dari Rafa untuk aku, syukurlah aku lega mendengar kabar dari rafa. Aku
langsung beberes kosan,masak nasi dan mandi terus tidur karna serasa kasur itu
memanggil aku untuk cepat datang kepadanya. Kebetulan Reca Pulang habis magrib
katanya sih ada acara di organisasinya.
Pukul 17:30 Handphoneku
berdering ternyata itu telfon dari rafa.
“ Assalamualaikum”
“Iya Waalaikumsalam,
Kenapa raf? Aku masih tidur nih”
“Bangun gih, mandi terus
siap-siap untuk sholat sana”
“ Iya Raf aku mandi,
yaudah aku mandi dulu yaa, nanti kita lanjut lagi ya”
Aku langsung mematikan
telfon rafa, selesai mandi aku langsung sholat. Ketika aku mau makan bodohnya
aku lupa membawahnya ke cook magiccom aku alhasil belum masak nasinya. Duh
padahal laper banget lagi. Andaikan ada yang tiba-tiba nganterin makan ya
karena cacing di perutku ini terasa demo semua.
“ Tok-tok”
Tunggu deh sepertinya ada
suara orang mengetuk pintu mungkin itu caca. Caca udah pulang tapi nasi belum
masak pasti dia laper. Ternyata setelah aku buka pintu ternyata itu rafa.
“Nih aku bawain makanan
pasti kamu laper kan, aku beli 3 untuk aku satu, kamu satu dan satu lagi caca”
“Ya ampun raf kamu tau
banget aku laper tapi nanti uangnya aku ganti ya raf, nanti uang kamu abis loh
aku taulah kita kan sama-sama anak kosan”
“apaan sih wik aku ikhlas”
Setelah berbincang-bincang
aku menyiapkan makanan untuk kami makan bareng, setelah itu aku cerita tentang
nasi yang belum masak itu. Dia sontak tertawa berbahak-bahak mendengar aku
cerita itu.
“Efek kecapean ya?”
Aku merasa tersipu malu
mendengar omongan rafa. Pasti Cuma aku diantara pacar-pacar dia dulu yang suka
pelupa. Ah sudahlah ngapain aku mengingat masa lalu dia toh masa lalu tetap
akan menjadi masa lalu dan gak akan menjadi masa depan. Setelah selesai makan
aku menyuruh rafa pulang karna dia harus belajar karna besok dia mau sidang
skripsi.
“Sukses ya besok”
“Iyaa pasti tiap aku gak
semangat aku selalu inget kedua orangtua aku dan kamu”
“kok aku”
“Karna kamu sekarang
penyemangat aku”
Lagi dan lagi Aku
dibuatnya melambung tinggi dengan ucapanya. Ini manusia terbuat dari apa sih
manis banget omonganya.
“Sokkkk….Sokkk”
“Iya ca sabar”
Sok adalah panggilan aku
di Sekolah dulu, Sok itu artinya ayuk jika di bahasa sekayu. Karna aku orangnya
paling dewasa dan bisa memahami antara teman- teman aku makanya di panggil sok.
“Makan sana”
“masak namek nga sok”
“dak masak dak aku, tadik
tu di undeke rafa makanan”
“lemak nian ao dem men
baru pacaran singonye nak betemu terus”
“dem ao cak nga dak olah
kasmaran bae”
Aku menceritakan semua ke
caca tentang kegiatan aku tadi siang. Caca adalah pendengar terbaik aku.
Makanya aku senang sekali curhat dengan dia. Jam menunjukan pukul 20:00 WIB aku
dan caca tidur, caca langsung pergi ke kamarnya dan aku juga pergi ke kamar
aku.
Sekitar jam 4 terdengar
suara caca mintak tolong aku langsung kaget dan membuka pintu kamar. Aku
langsung lari menuju kamar reca.
“ ada apa ca?”
“Sok ade maling sok, ikak
nah satang die tadik nak ngambek tas laptop ikak sok”
Kami berdua langsung
meminta tolong dan akhirnya tetangga kosan langsung menuju kosan kami setelah
di periksa ternyata hape caca hilang.
Setelah kejadian itu kami dinasehati sama warga sekitar bahwa kami gak
boleh buka jendela kamar lagi karna ini kota jadi gak boleh sembarang buka
jendela. Memang reca hobi membuka pintu jendela ketika dia libur. Dan kami
menduganya bahwa memang kamar reca sudah diincarnya.
Setelah kejadian itu reca gak berani tidur dikamarnya, dia meminta
aku untuk membolehkanya tidur di kamar aku. Karna aku merasa kasian dengan
reca dan terlihat bahwa dia trauma
dengan kejadian itu. Aku langsung nelfon rafa dan menceritakan kejadian itu.
“Raf kosan aku kemalingan,
hape caca hilang”
“ Ya ampun kok bisa? Apa
perlu aku kesana?”
“Gak usah raf tadi
tetangga udah pada kesini”
Rafa banyak sekali
menasehati aku bahwa aku harus waspada karna hidup di kota beda dengan di desa.
Aku dan caca memutuskan untuk pindah kosan tetapi kami udah terlanjur bayar
kontrakan 1 tahun jadi nanti mau rundingan dulu dengan ibu kosnya. Setelah kami
telfon ibu kos katanya tidak bisa diambil duitnya dan dia menyuruh aku dan caca
untuk bertahan sampai 6 bulan lagi. Ya mau tidak maul ah karna gak mungkin mau
maksa. Yang penting kejadian ini untuk pelajaran buat kami agar kami bisa
waspada.
“Kita harus tahan ca di
kosan ini”
“iya sok, mau gimana lagi
gak mungkin kita mau maksa ibu kos kan”
“kita waspada ajalah ya,
kamu yang sabar ya semoga nanti hape kamu yang hilang diganti dengan rezeki
yang melimpah”
“Sok aku curiga sama cowok
yang tadi nah sok, masak di tadi tiba-tiba datang, tapi yaudahlah mau diapain
lagi”
Bab 7
Waktu terbaikku terkadang ada pada saat aku merasa begitu
baiknya dalam menjaga setia untuk mencintai kamu.
-Anonim-
Detik berganti menit,
menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, dan bulan berganti
tahun aku dan rafa masih terus sama-sama. Dan kini aniversary aku 1 tahun
dengan dia, belum ada konflik di antara kami. Kami terus menjaga komitmen kami
untuk selalu setia satu sama lain.
Bulan Agustus nanti dia
resmi wisuda, ada senengnya, ada sedihnya juga. Senengnya dia bisa cepat-cepat
kerja dan ngumpulin duit untuk cepat melamar aku dan sedihnya aku bakal LDR
sama dia.
“Nanti pas wisuda orangtua
aku mau nginep di kosan kamu boleh? Kan aku di asrama” ucap rafa
“Ya boleh lah, tapi aku
malu”
“malu kenapa?”
“Ya malu”
“Jangan malu orangtua aku
kan juga nantinya bakal jadi orangtua kamu, kamu harus biasain ya”
Jujur baru kali ini
sepanjang aku pacaran aku bakal ketemu sama orangtua pacar aku. Apa ini
termasuk lampu hijau yang di hidupin sama orangtua rafa untuk hubungan aku dan
rafa. Seneng sih pokoknya nanti aku bakal menunjukan ke orangtua rafa bahwa aku
ini termasuk calon menantu idaman. Hari semakin dekat pada hari H acara wisuda
rafa dan rafa menyuruh aku untuk mencari baju keluarga ketika nanti acara dia
wisuda. Aku langsung menyanggupi permintaan rafa.
“keluar yok?”
“Kemana Raf?”
“Udah Ikut aja”
Aku dan rafa langsung
menuju kearah kenten, terlihat pemandangan yang semakin menjadi saja yaitu
macet akibat LRT ini. Tapi nanti ketika LRT sudah jadi pasti macet akan
berkurang dan Palembang akan menjadi kota yang maju sama seperti Jakarta.
Mungkin ada pro kontra dengan dibangunnya LRT ini tapi pemerintah tentu sudah
mempertimbangkan matang-matang untuk pembuatan LRT ini. Yaudahlah ngapain
mikirin LRT yang jelas hari ini aku bahagia bisa bareng-bareng terus sama rafa.
“Raf inikan Pondok Dogan
tempat kita jadian”
“Iya emang”
Ternyata rafa mengajakku
ke pondok dogan tempat aku dan rafa jadian. Kali ini aku yang memesan makanan.
Aku memesankan rafa nasi goreng jawa karna rafa suka banget nasi goreng
sedangkan aku memesan ayam bakar. Aku seneng deh bisa kesini karna dengan
kesini jadi ingat dengan kejadian 1
tahun lalu. Tempatnya masih saja nyaman dengan gaya yang klasik, ramai oleh
pengunjung dan lebih menariknya lagi pondok dogan termasuk salah satu wisata
kuliner yang terkenal yang ada di Palembang.
Setelah menunggu lama
akhirnya makanan yang ditunggu datang juga. Seperti biasa aku menyiapkan
makanan untuk rafa yaa seperti lap sendoknya dulu. Itu termasuk ritual makan
ketika di restaurant raf pernah bilang bahwa setiap makan harus lap dulu
sendoknya agar lebih higenis. Tak lama aku dan rafa langsung menyantap makanan
yang dari tadi sudah menggoda dengan aromanya itu. Seperti biasa rafa selalu
selesai duluan makannya karna kan dia termasuk orang yang gak bisa makan
lambat. Setelah itu baru aku selesai makan dan ternyata rafa mengajakku kesini
ada maksud tertentu.
“ Wik boleh gak aku bicara
sesuatu?”
“Iya bolehlah Raf, kamu
mau ngomong apa?”
“Kita kan udah pacaran
lumayan lama lah ya, boleh gak aku mintak kamu manggil aku dengan sebutan mas,
dan aku manggil kamu dengan sebutan adek, ya biar terbiasa nantinya, kita kan
selama ini manggil nama aja, jadi kesannya kita tuh kayak temenan gitu.”
“ya ampuun raf aku kira
kamu mau ngomong apa ternyata mau ngomong itu, ya boleh lah. Tapi aku kok agak
geli yaa . apa karna belum terbiasa aja tapi aku janji bakal ngebiasain manggil
kamu dengan mamas”
“Makasih ya Dek”
“Iya mas”
Bab 8
Setiap hubungan itu pasti ada beloknya gak mungkin
lurus-lurus saja
-Anonim-
Setelah kami selesai
dengan obrolan yang sangat berfaedah itu aku dan rafa langsung pulang. Di jalan
rafa ngasih tau tempat dimana-mana yang terkenal kan aku ini kurang tau dimana
tempat yang terkenal yang ada di Palembang ini. Tiba-tiba hape rafa bunyi, rafa
sempat melihatnya dan anehnya gak diangkat sama dia.
“Siapa kok gak diangkat?”
“Gak tau gak penting”
“Yakin”
Muka rafa terlihat begitu
gelisah seolah ada yang disembunyikannya dari aku. Kenapa hati aku berasa
curiga ya dengan gerak-gerik rafa. Ah ya sudahlah mungkin itu nomer baru aja.
Rafa mengantarkan aku
pulang ke kosan dan dia langsung pulang. Tiba-tiba hatiku merasa gelisah,
curiga dengan rafa kira-kira siapa yang nelfon tadi. Tak lama dari itu aku
membuka facebook dan membuka kronologi profil rafa dan ketika aku membukanya
aku terkejutkan dengan sebuat kiriman di kronologi seorang wanita berjilbab
mengirim sebuah chat “Raf kamu kemana tadi, aku telfon kamu kok gak diangkat,
nanti telfon balik ya” tentunya aku merasa tidak nyaman dengan chat itu.
Seolah teman-teman
Facebook terasa mengetawai aku semua bagaimana tidak ternyata lelaki yang aku
banggakan yang aku yakin tidak akan bermain gila di belakang aku ternyata dia
masih berhubungan dengan mantanya itu bahkan telfonan. Sontak aku langsung
menelfon rafa dan mengatakan semuanya ke rafa sambil aku menangis. Aku
mengatakan aku kecewa dengan rafa tapi rafa seolah dia tidak tau apa-apa dan
dia meminta maaf kepadaku, karena aku emosi aku menantang rafa untuk membalas
chat wanita itu dengan kata-kata bahwa wanita itu tidak boleh ganggu dia lagi
karna dia sudah ada pacar. Rafa terdiam dan aku langsung mematikan telfon aku.
Tak lama aku langsung membuka facebook dan
rafa mengikuti apa kata aku. Dan akhirnya aku lega tetapi aku tetap saja
BT dengan kejadian itu. Rafa terus menelfon tapi aku gak angkat telfon rafa
biar dia mikir gak bakal nyakiti aku. Biar dia mikir gimana susahnya dapetin
aku.
Keesokan harinya aku dan
caca pergi kuliah di jalan aku menceritakan semua kejadian kemaren ke caca dan
caca terasa emosi juga dia gak terima jika sahabatnya di mainin sama cowok.
“sok jangan terlalu cinta
deh sama kak rafa”
“Nanti dia dibelakang sok
masih main gila sama mantannya”
“aduh ca jangan buat aku
tambah galau dong, aku kira rafa itu beda ternyata sama aja masih saja terjebak
dengan masa lalu”
“sok harus bisa buat kak
rafa penasaran sama sok jangan lemah sama kak rafa”
Aku juga memikirkan
perkataan caca, bagaimanapun caca ada benarnya juga aku gak boleh kelihatan
galau di depan rafa, aku harus merasa cuek dengan dia. Tapi aku gak bisa
bohongi diri aku sendiri bahwa aku udah bener-bener cinta dengan rafa. Sesampai
di kampus aku curhat dengan sari tapi sari menasehati aku bahwa aku gak boleh
egois aku harus dengerin penjelasan rafa dulu.
Setelah perkuliahan
selesai aku langsung pulang karna merasa gak mood aja mau kemana-mana, masak
aja merasa males alhasil beli nasi bungkus seharga Rp 10000 dengan lauk nasi
ayam bakar. Sesampai di kosan tak kusangka ternyata rafa sudah menunggu di
depan kos aku. Sebenarya aku males melihat dia tapi kan gak mungkin aku ngusir
dia.
“Udah lama?” Ucapku
“Gak kok barusan aja, kamu
masih marah?”
“Gak lah ngapain marah itu
kan hak kamu mas mau ngapain aja”
“jangan gitulah, emang dia
suka hubungi aku, dia emang mantan aku tapi dia tau kalo kita pacaran, aku juga
gak suka sama dia”
“dia tau kamu pacaran sama
aku tapi dia gak bisa hargai aku mas, kalo kamu mau balikan sama dia lajulah
mas sebelum kita jauh”
“kamu kok gitu sih
ngomongnya dek, aku cintanya sama kamu orangtua aku taunya aku sama kamu dan
dia udah setuju, minggu nanti dia bakal kesini, tolong jangan raguin cinta aku
ya, maafin aku”
Sepertinya rafa memang tulus ngomongnya, aku
juga gak tega lihat rafa kek gitu. Akhirnya aku maafin rafa. Setelah itu rafa
pamitan pulang ke asrama karna dia mau ngurusi berkas soal acara wisudanya.
Rafa bilang ke aku bahwa aku gak boleh mikir macem- macem sama dia karna kan
kita berdua udah ada komitmen.
Seharusnya ada yang harus kau
obati:luka. Ada yang seharusnya kau lupakan; kenangan. Ada yang seharusnya kau
tepati; janji. Ada yang seharusnya kau ajak berdamai; masa lalu. Ada yang
seharusnya kau redam; amarah. Dan ada yang seharusnya kau cintai; aku.
“Jangan pernah kecewain aku yaa mas, aku udah capek sakit hati lagi”
“iya pasti”
Bab 9
“Lampu
Hijau Mulai berkedip”
Hari yang ditunggu akhirnya datang juga,
orangtua rafa datang ke kosan aku karna besok hari senin mas rafa wisuda.
Sebelum orangtua mas rafa aku bersiap masak untuk menyambut kedatangan orangtua
rafa. Aku sibuk sekali masak tapi tak papalah setidaknya harus memberikan kesan
yang baik di depan camer.
Setelah selesai masak dan beres-beres kosan tak
lama dari itu ada suara mengetuk pintu.
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam” ucapku
Ternyta itu keluarga rafa ada Rafa,Ayah, Ibu dan 2 adiknya. Aku
langsung menyuruh mereka untuk masuk dan beristirahat dahulu kemudian
menyuruhnya makan.
“Wah Masakannya Enak lo bu” Ucap ayah rafa
“ Iyalah calon mantu ibu kok”
Aku pun hanya tersenyum sambil raut mukaku memerah karna merasa malu
dan canggung ketika berada di depan
orangtua rafa. Semoga ini awal yang baik untuk aku dan rafa.
Setelah kami selesai makan aku dan mas rafa
pergi untuk mencari salon yang bisa merias, menyewakan kebaya dan jas untuk
hari wisuda mas rafa. Seputaran Plaju
sudah kami lalui dan belum satupun aku dan mas rafa mendapatkan salon
itu. Ya rata-rata salon di Plaju hanya bisa make up ajaa tapi kami berdua tidak
patah semangat, aku dan mas rafa memutuskan untuk menyusuri jalan Tangga Takat.
“Endi Toh mas Salonne kok ugung ketemu”
“Sabar to dek”
Tak lama dari situ kami melihat salon di
sebelah kiri aku langsung turun dari mobil langsung menanyakan salon itu dan
alhamdulilah salonnya bisa merias, menyewakan kebaya dan jas. Aku janjian sama
mbak salonya tepat pukul 06:00 WIB kami akan datang ke salon itu.
Setelah urusan selesai aku dan rafa langsung
pulang dan tak terasa ternyata kami pulang sekitar jam 17:00 WIB sesampai di kos aku langsung
mandi. Setelah kami selesai mandi dan makan kami bercerita banyak sekali
tentang rencana orangtua Rafa setelah Rafa Wisuda sampai Rencana Kapan kami
akan menikah.
Rasanya aku bahagia sekali bisa berhubungan
dengan lelaki dan alhamdulilah kedua orangtuanya setuju dengan hubungan kami.
Tidak ada yang lebih bahagia dari sebuah hubungan selain restu dari kedua orangtua.
Sementara itu aku senyum-senyum sendiri karna
sangking bahagianya bisa seakrab ini
sama orangtua Rafa. Selama aku pacaran baru kali ini aku dekat dengan orangtua
pacar aku. Ya mungkin ini udah takdir ajaa dari Allah SWT bahwa aku pantes buat
bahagia dan mungkin Rafa adalah Pelabuhan terakhir aku jadi bawaanya manis
semua hubungan kami, termasuk bisa akrab dengan orangtuanya bukan.
Perbincangan kami sangat menarik sampai kami
lupa bahwa jam sudah menunjukan jam 22:30 orangtua rafa menyuruh kami tidur
karna besok kami harus bangun pagi-pagi untuk make up. Takutnya nanti karna
kami tidur larut malam nanti kesiangan datang ke acara wisuda Rafa.
Kalau tempat terbaik untuk pulang adalah rumah.
Kenapa harus mampir? Kalau tempat ternyaman untuk kembali adalah kamu. Kenapa
harus yang lain?
-Anonim-
Pagi-pagi
sekali aku bersama keluarga mas Rafa menuju Salon disana kami bersiap make up
agar kami terlihat rapi.
Setelah
selesai kami langsung menuju PSCC Jakabaring disana tampak sudah ramai sekali
orang berdatangan mengantarkan anaknya akan menjadi wisudawan dan wisudawati,
tampak terlihat sumringah raut muka orangtua Rafa dan Ibu bilang kepada kami
semua.
“Ini adalah kado terindah ibu karna bisa
melihat mamasmu bisa wisuda”
Aku
terkejut langsung memeluk ibu dan mencium pipi ibu seraya mengucapkan selamat
ulangtahun ke calon mertua aku itu. Disinilah aku melihat ketulusan orangtua
terhadap anaknya.
Setelah acara selesai kami
langsung menuju studio foto untuk foto bersama, awalnya aku menduga bahwa aku
tidak diajak untuk foto bersama ternyata dugaanku salah aku diajak foto
keluarga dengan keluarga rafa.
Waktu begitu cepat orangtua rafa bilang bahwa
dia langsung pulang karna besok ada acara di rumah keluarganya. Aku sedih dan
memeluk ibu sambil nangis, kemudian ibu membisikan aku
“sudah nak jangan sedih nanti kalo wika kangen
bilang sama mamas suruh nganterin ke rumah ya?”
Mendengar
ucapan ibu seperti itu aku langsung menghapus air mataku dan tersenyum seolah ibunya mas rafa
menyuruh aku untuk main ke Rumah mas Rafa.
“Gima dek bahagia bisa ketemu keluarga aku ?”
Ucap mas rafa
“Bahagia banget mas”
“Sekarang keluarga aku taunya aku sama kamu,
jadi kamu jangan mikir aneh-aneh lagi ya tentang aku”
“Siap Mas” Ucapku sambil tersenyum
Mas rafa juga ikut pulang ke KM 5 dia sementara
waktu ikut ngekos dengan kakak sepupunya, aku sih seneng dia ada rencana mau
kerja di Palembang, karena dia males mau kerja di Dusun.
BAB II
“Hanya wanita yang luar biasa yang bisa
menemani lelaki dari O”
-Wika-
Sebulan
setelah mas Rafa wisuda alhamdulilah dia dinyatakan lulus uji Kompetensi dan
mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Itu termasuk hal yang penting untuk
terjun ke Klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit.
Mas
rafa meminta tolong ke aku untuk menyiapkan berkas lamaran kerja karena dia
bilang bahwa dia kurang mengerti dengan hal seperti itu. Tanpa menunggu lama
aku langsung membuat surat lamaran kerja dan berkas lainya karena Mas Rafa akan
melamar ke Salah satu Rumah Sakit yang ada di kota Palembang.
Setelah
menunggu beberapa hari akhirnya mas Rafa dinyatakan LULUS dia berhak mengikuti
Tes selanjutnya yaitu Interview. Setelah tes interview selesai alhamdulilah mas
Rafa langsung Tanda tangan kontrak.
Ternyata
mencari kerja itu tidak susah asal kita ada usaha dan niat karna allah tidak
akan pernah menyusahkan hambanya yang mau berusaha. Yakin saja bahwa usaha
tidak akan menghianati hasil.
Tepat
tanggal 27 September 2017 Mas Rafa memulai pekerjaanya di Rumah Sakit di kota
Palembang. Semoga pekerjaanya bisa menjadi berkah untuk mas Rafa dan orang
lain.
Aku
terus mengingatkan mas rafa bahwa dia tidak boleh tergoda dengan mbak-mbak
perawat disana ya manusiawilah jika wanita khawatir dengan pacarnya, karena
sejatinya wanita mana sih yang gak mau sama cowok yang udah kerja. Ya aku
takutnya nanti berjuangnya sama aku eh senengnya sama wanita lain.
Tapi
mas rafa selalu meyakinkan aku bahwa Cuma akulah satu-satunya wanita yang akan
dia ajak ke pelaminan.
Semenjak
kerja mas rafa jarang ada waktu buat aku, dia sibuk kerja malah kerjanya tiap
hari ya bener juga sih mana ada juga kerja di Rumah Sakit libur nanti siapa
yang bakal mengurus Pasiennya. Aku sebagai pacarnya harus ngerti sama profesi
pacar aku bahwa dia jarang ada waktu untuk aku. Paling libur Cuma sebulan 2 X
itupun dia ganti sip sama temenya.
Ketika
mas rafa libur itulah aku bisa jalan denganya seharian paling jika dia lagi
kerja aku ke ruanganya hanya untuk nganterin makan siang buat mas rafa. Kadang
aku kasian sama mas rafa demi pasien dia telat makan tapi mau gimana lagi
itukan udah tuntutan profesinya.
BAB 12
Setelah
setahun mas Rafa kerja dia mengajakku untuk menikah, karena bagi dia, dia sudah
sanggup lahir dan batin untuk menikah akhirnya dia memutuskan mengajakku untuk
menikah. Tetapi aku menolaknya karena aku masih kuliah dan aku baru semester 6.
Pasti orangtuaku pun tidak akan menyetujuinya karna orangtuaku pernah berpesan
bahwa aku boleh nikah jika aku sudah lulus kuliah. Terlihat di wajah mas Rafa bahwa dia kecewa
“Kamu Kecewa ya mas sama aku?”
“Ya mau gimana lagi dek kan kamu belum boleh
nikah sama orangtua kamu”
“tapi mas rafa gak akan nyari wanita lain kan
mas?”
“denger ya dek, segimanapun kamu aku gak akan
nyari wanita lain karena kebahagian aku Cuma kamu”
“Bener kan mas”
“Denger ya dek aku dapetin kamu itu susah harus
nunggu 3 bulan dulu biar bisa pacaran sama kamu, masak setelah aku dapetin kamu
eh mau aku tinggalin gitu aja inget ya Cinta Tak Pernah Lelah Untuk Menanti”
Mendengar
jawaban Mas Rafa aku langsung tenang
seolah aku sangat beruntung bisa mendapatkan lelaki sebaik dan setulus mas
rafa. Aku sekarang hanya focus kuliah
dan wisuda dengan tepat waktu setelah itu aku akan menikah dengan lelaki yang
aku cintai itu.
Tak
ada yang lebih indah selain dua hati yang bertemu karena saling dipertemukan,
sama-sama berhenti sebab telah selesai mencari, tak ada yang mau pergi sebab
tau bagaimana sulitnya mencari.
Setelah
aku selesai makan malam dengan mas rafa aku langsung pulang karena mas rafa
dapat sif malam. Aku memacu dengan motor maticku yang berwarna merah itu, di
jalan aku sambil senyum dan membayangkan omongan mas rafa tadi.
Seolah
pencarianku selama ini sudah terhenti di mas rafa, tak ada lelaki yang seperti
mas rafa, dia baik, setia, perhatian, pokoknya dia itu lelaki idaman yang
selama ini aku cari, jujur aku belum pernah dibuatnya sakit hati karna dia
selingkuh atau semacamnya, dia bisa memperlakukan wanita dengan baik mungkin
karena dia punya adik cewek kali ya jadi dia gak pengen adek ceweknya juga
nantinya disakiti sam cowok makanya dia gak pernah nyakiti aku.
Sebelum
hadirnya hadirmu dalam hidupku malamku tak pernah seindah ini, tawaku tak
pernah sebahagia ini, dan rinduku tak pernah sekuat ini.
Setelah aku sampai di kosku aku langsung mandi
dan bersiap untuk tidur, sebelum tidur aku mengirimkan WA ke mas rafa seperti
ini
“Mas kerja yang rajin 1 tahun lagi itu gak lama
loh”
Seolah aku memberikan semangat untuk dia agar
lebih giat lagi kerja karena modal nikah itu gak cukup hanya satu juta tapi
berjuta-juta.
Aku langsung mematikan lampu dan berharap
memimpikan mas rafa karena aku sudah rindu denganya.
Bab 13
Menaruh harap kepada manusia itu seperti
menanam belati di dalam diri. Yang mampu merobek hatimu kapan saja.
-Anonim-
Kring…kring.. Bunyi alarmku berdering meraung-raung hingga sampai ke telingaku. Tubuhku seakan tak ingin
untuk beranjak dari pulau kapuk yang sangat nyaman ini, tapi karna kewajiban
untuk kuliah maka aku paksakan untuk bangun dan bergegas bersiap untuk kuliah.
Jam menunjukan Pukul 07:30 aku bergegas pergi ke kampus
karna memang hari rabu kami kuliah pagi. Sesampai aku di kampus biru itu bunyi
sepatu high hills memecahkan
suasana sepi karna belum banyak mahasiswa yang datang untuk kuliah. Ketika aku
melihatnya ternyata sosok wanita dengan
badan berisi berkulit sawo matang dan berparas seperti syahrini itu, yah namanya adalah sasi . Aku sering memanggil dia dengan sebutan sas. Dia adalah temanku, teman main, teman berantem, teman
bercanda, dan bahkan kami suka marahan layaknya seorang musuh.
Dia adalah teman Kedua ku
di Kampus setelah sari . setiap ada dia pasti ada aku. Sampai teman-temanku selalu
mengira kami ini saudara, padahal
kami Cuma sekedar sahabat aja. Kami sudah berjanji bahkan kami tidak akan
menodai persahabatan kita dengan pertengkaran.
Aku senang bisa mempunyai sahabat seperti sasi dia itu pengertian banget, aku sakit dia langsung pergi
ke apotek untuk membelikan aku obat. Pokoknya dia itu sahabat terbaik aku.
Mengapa aku lebih suka berteman dengan satu orang ya karna aku ini orangnya
males punya temen banyak yang hanya bersandiwara di depan dia baik eh di
belakang kita dia mencela kita. Itulah alesan juga mengapa aku gak mau pacaran
sama
banyak wanita. Hahahha
Johil alias jomblo jahil. Itu adalah julukan aku kepada sasi, si wanita
manis, cool dan mit amit jahilnya. Awalnya aku hanya iseng aja manggil dia
seperti itu. Eh ternyata itu adalah panggilan yang pas untuk sasi.
“Hai wika!”
“ Hai Juga sas, gimana hari ini udah ketemu belum sama calon gebetan”.
Tanya ku
dengan sedikit ejekan.
“ ya belum lah masih nihil,” balas sasi dengan membuang muka sejenak.
“ Yaudah sabar ajaa nanti aku kenalin sama cowok-cowok
di organisasi aku”.
“ Ah kamu dari dulu mah selalu bilang gitu tapi nihil
juga hasilnya”.
Kadang aku kasian melihat sasi selama ini masih menjomblo. Dia itu belum bisa melupakan
sosok lelaki yang paling dia sayang. Dia putus sama pacarnya bukan
karna pacarnya selingkuh tapi karna pacarnya kecelakaan dan meninggal di tempat
ketika pulang kuliah. Semenjak itu dia males ingin pacaran lagi. Dia itu selalu
aku kenalin dengan teman-teman satu organisasi denganku. Tapi ketika kenalan
katanya belum pas, belum ada yang bisa seperti Dafa katanya. Banyak sih sebenernya lelaki yang mau sama dia ya secara sasi itu orangnya baik, pemenang lomba Pencak
silat, dan lumayan gantenglah. Tapi dasar dia
aja yang belum niat buat nyari pengganti Dafa.
“Wik pulang
kuliah pergi yok”.
“Kemana?”
“Nonton Bioskop”.
“yaudah ayok, tapi aku tanya sama mas Rafa dulu ya”.
“yailah wik ribet amat sih udah kayak pemimpin upacara aja laporan
dulu”. Jawab sasi
“ya gini sas kalo
punya pacar ini adalah bukti bahwa kami komitmen”.
Sasi itu selalu komentar ke aku kalo aku pergi selalu
laporan dulu ke mas Rafa, mungkin dia gak nyaman kali ya soalnya aku dan Sasi
kan udah temenan lama masak mas rafa masih gak percaya aja kalo aku pergi sama
sasi. Soalnya semenjak aku pacaran sama mas Rafa aku dan sasi seperti dibatasi
oleh jarak karena aku selalu pergi terus dengan mas Rafa dan Sasi Pasti jenuh
di kosan karna dia kan gak ada pacar. Ya kan aku sebagai pasangan yang baik
harus selalu
ada untuk pacar aku walaupun temen aku lagi kesepian.
Aku dan sasi
sudah sekitar sejam duduk di depan kelas. Dosen pun tak kunjung datang sehingga
temen-temen di kelas bak anak ayam yang kehilangan induknya. Suasana kelas
menjadi gaduh dan kegiatanya bermacam-macam ada yang selfi, ada yang buat tik tok
yang lagi kekinian dan ada juga yang main game mobile legend. Sedangkan aku dan
sasi Cuma duduk di depan kelas sambil melihat mahasiswa yang
datang dan pergi sesuka hatinya.
Rasanya sekarang cacing yang ada di perutku ini lagi
demo. Ya karna anak kos lah mana sempet masak dulu di kosan pas kuliah masuk
pagi. Tapi kutunggu sekitar 30 menit lagilah takutnya pas aku ke kantin eh
dosenya masuk kan percuma aja aku dandan cantik jelita bak putri keraton ini
kalo ke kampus Cuma duduk aja dan gak kuliah. Lama semakin lama aku jenuh
menunggu dosen. Ya sepertinya setan lagi berusaha membujukku untuk pergi ke kantin aja. Aku dan sasi pun ke kantin dan memesan makanan kesukaan kami yaitu
gado-gado rasa ketoprak.
Setelah aku makan, sasi pun mengajakku untuk pergi nonton bioskop. Awalnya aku
ragu untuk pergi karna mas Rafa sama
sekali tak membalas chat WA dari aku padahal ketika kulihat notifnya dia sedang
online. Aku tak ingin suuzon kepada mas afif mungkin dia lagi sibuk. Akhirnya
aku menyetujui ajakan sasi untuk pergi nonton bioskop. Sesampai di bioskop kami
memilih nonton film Teman Tapi Menikah ya karna film itu lagi di idolakan para
kaum adam dan hawa. Antrian pun panjang sekali dan tragisnya yang nonton hampir
rata rata pasangan semua. Sedangkan aku hanya pergi sama sahabat aku aja, ya
maklumlah mas Rafa itu sibuk kerja dan aku memaklumi itu. Selama masih ada sasi aku tak akan merasa kesepian.
Teater 3 pun telah dibuka. Aku dan sasi masuk ke teater 3. Aku duduk di K.10 dan sasi duduk di K.11. Aku baper banget nonton film Teman Tapi
Menikah bagaimana mungkin seorang seorang yang dulunya hanya sahabat karena
sering bareng akhirnya cowok ya jatuh cinta dengan sahabat ceweknya dan
akhirnya mereka menikah.. “Unch So Sweet” .90 menit film dilan di putar akhirnya selesai juga. Aku
dan sasi langsung beranjak pergi dari ruangan itu. Setelah
selesai aku dan sasi langsung
pulang karna aku merasa khawatir mengapa mas Rafa gak ada kabar
seharian.
Penuh tanya di otakku, apa mas Rafa lagi pergi sama cewek atau mas Rafa lagi sibuk. Ah fikiran itu selalu terlintas di otakku ketika
mas Rafa gak ada kabar. Aku yakin mas Rafa gak akan hianati aku. Aku dan sasi menuju parkiran dan aku melihat pemandangan yang seakan
menyayat hatiku hancur berkeping- keeping. Aku melihat mas Rafa jalan dengan seorang wanita cantik
berjilbab dan berbadanya ideal itu. Tanpa berfikir panjang aku langsung
menghampiri mereka. Aku menanyakan wanita itu ke mas Rafa seperti layaknya seorang wartawan yang terus bertanya ke
narasumbernya. Mas Rafa pun terlihat
bingung dan berusaha menjelaskan bahwa wanita itu adalah teman sekantornya.
“Jadi ini alasan mas gak bales WA aku”. Ucapku sambil
terisak menangis
Kufikir kalaupun mereka tak ada apa apa mengapa mas Rafa seperti gugup menjawab pertanyaan aku dan mengapa mas Rafa gak bales WA aku. Kala itu fikiranku hanya melihat mas Rafa berselingkuh di belakang aku. Aku tak membiarkan mas Rafa menjelaskan sepatah katapun untuk menjelaskan alasan dia
pergi dengan wanita itu tanpa sepengetahuan aku.
“ Kita Putus”. Ucapku
Tanpa berfikir panjang aku melontarkan kalimat itu. Mas Rafa pun diam tanpa menjawab sepatah kata pun. Setelah
puas aku bilang itu ke mas Rafa aku
langsung mengajak sasi pergi. Mas rafa mengejarku dan sambil menjelaskan dengan
aku tapi aku tak menghiraukan mas rafa. Sepanjang jalan aku menangis terasa sesak sekali dadaku
melihat kenyataan ini. sasi mencoba menghiburku dan aku pun tak menjawab sama
sekali omongan sasi yang aku tau aku sakit hati. sasi pun membelokan motor
maticnya ke salah satu taman yang ada di kota Palembang. Dia menyuruhku untuk
menangis biar hati aku puas.
“mengapa mas Rafa tega sas
denganku, apa karna wanita itu lebih cantik, udah kerja. Sehingga mas Rafa
lebih milih jalan sama dia ketimbang aku yang hanya mahasiswa ini, kau tau sas aku sama sekali
tak pernah membayangkan mas Rafa tega melakukan ini semua kepada ku”. Ucapku
sambil terisak-isak menangis
sasi pun diam seolah bingung ingin menjawab apa, dia
menyuruhku menangis di pundaknya.
“Menangislah wik sepuas-puasnya, tapi nanti jangan lagi menangis. Kamu
jelek kalo lagi nangis kayak mak lampir”. Ucapnya sambil menghiburku.
Seketika itu aku menangis di pundak sasi, sasi terus saja
menghiburku dan akhirnya aku berhenti menangis. Tapi masih terasa sesak di
dadaku ini. Aku langsung memblokir kontak mas Rafa dari semua sosial media ku. Karna dialah alasan aku
untuk setia dan karna kelakuan dia aku sangat membencinya.
“Udah jangan nangis lagi, sayang air matanya disimpen ya
buat besok lagi”. Ucap sasi
Aku sadar lelaki seperti itu tak pantas untuk ditangisi
lagi. Aku pun memutuskan untuk tidak akan menangis lagi untuk mas Rafa aku akan berusaha melupakan perlahan mas Rafa dari fikiran aku.
“Kamu jangan ambil
keputusan disaat emosi Wik, kamu harus dengerin dulu penjelasan mas rafa, siapa
tau itu sepupunya, atau pacar kakanya?”
“Tapi kenapa dia gak bales
chat aku?”
“Mungkin dia sibuk Wik,
kamu jangan egois ya nanti kalo Mas Rafa dateng ke kosanmu kamu harus dengerin
penjelasan dia, kamu jangan egois”
Aku terdiam sambil
memikirkan omongan sasi, siapa tau apa yang sasi bilang memang benar, aku
terlalu cepat terbakar cemburu jadi langsung emosi,
“Tapi aku udah bilang
putus sama mas Rafa”
“Denger ya Kalo dia memang
sayang sama kamu dia bakal datang dan menjelaskan semuanya ke kamu, udah diem
jangan nangis lagi, tuh mascara kamu luntur”.
sasi pun tertawa seolah berusaha mengajakku untuk melupakan
semua kejadian hari ini. Sasi memang sahabat terbaik aku, dia bisa
menenangkan aku disaat aku emosi ya walaupun
dia jomblo tapi dia itu paling bisa banget nasehati aku.
Aku dan
sasi langsung pulang menuju kosanku, tampak mobil mas Rafa berada di depan kos
ku.
“Eh sas
berhenti ada mas Rafa tuh”
“Tuh kana
pa aku bilang pasti dia mau jelasin semuanya ke kamu”
Sasi
langsung memacu motor maticnya ke kosanku, setelah sampai dia langsung pamit
pulang dan tak lupa dia membisikan di telinga aku “Inget Kalo sayang jangan
egois”.
BAB 14
Kamu adalah alasan kenapa sampai
saat ini aku selalu bahagia.
-Anonim-
Ternyata
mas Rafa datang gak sendirian tapi dia dengan Wanita yang aku lihat bersama mas
rafa, rasanya aku langsung naik pitam tapi aku inget omongan sasi bahwa aku
harus mau dengerin penjelasan mereka berdua.
Aku
menyuruh Mas Rafa dan Mbak- mbak itu masuk ke kos ku, aku langsung membuatkan
teh untuk mereka berdua ya walaupun hati aku masih jengkel, kesel, cemburu tapi
mereka kan tamu aku harus memuliakan tamu.
“Wik ini
itu temen sekantor aku, tadi dia mintak tolong anterin aku ke Mall karena dia
mau ketemu tunanganya” Ucap Rafa
“Iya
mbak, mbak jangan cemburu saya tadi itu buru-buru mbak jadi mintak anterin
Rafa, mbak tenang aja aku udah tunangan dan Rafa itu setia sama mbak, aku
saksinya, di Rumah Sakit banyak mbak cewek yang mau sama Rafa tapi rafa selalu bilang
ke aku bahwa Cuma mbaklah yang paling dia cintai”
Mendengar
penjelasan mereka berdua aku lega dan senang ternyata aku sudah salah sangka
dengan rafa, aku telah salah menilai rafa, sungguh picik pikiranku dengan rafa,
rafa yang setia banget dengan aku malah aku curigai.
Lelaki
yang tulus denganku tapi aku balas dengan pikiran yang picik seperti itu, aku
langsung meminta maaf dengan mas rafa karena sudah berfikiran buruk denganya.
“Yaudah
Raf, Wik aku pulang ya aku dijemput sama mas afif” Ucap mbak rara
Setelah
mbak rara pulang rafa terdiam dari tadi aku tau dia kecewa dengan sikap aku
yang asal tuduh saja dengan dia.
“Kamu
Kenapa Mas?”
“Gak
papa”
“Kamu
Kecewa ya sama sikap aku”
“Berapa
kali sih aku udah bilang ke kamu dek, aku ini serius sama kamu jadi gak mungkin
aku hianati kamu tapi kamu masih saja raguin aku”
Mendengar
Rafa bicara seperti itu aku merasa bersalah denganya, bagaimanapun aku sudah
malu-maluin dia di depan teman kerjanya. Aku gak tau harus bicara apa, aku
hanya bisa nangis dan bilang mintak maaf.
“Aku
bingung dek, kita nikah ajalah ya biar kamu gak curigaan sama aku?”
“Mas aku
masih kurang 1 semester lagi tolong jangan ajak aku nikah sekarang, aku mau
bahagian orangtua aku dulu”
“Ya
makanya kamu jangan Cemburuan, jangan curigaan terus sama aku, aku kerja itu
untuk biaya nikah kita, kamu jangan berfikir aneh-aneh lagi.
Setelah
Mas rafa bicara seperti itu aku langsung bertekad bahwa aku harus berubah aku
gak boleh berfikiran yang picik dengan mas rafa, dia kan pernah bilang
denganku, seberapa lamapun aku siap untuk menikah dengannya dia bakal tetap
menunggu aku karena dia berkomitmen bahwa cinta tak pernah lelah untuk menanti
aku siap menjalani hari-hari dengannya.
Dia
hanya tinggal menunggu aku wisuda lalu kami akan melangsungkan pernikahan yang
kami idam-idamkan selama ini.
“Mas Rafa Maukah engkau menungguku sampai aku
lulus kuliah dan siapkah engkau menemaniku berjuang?”
“Aku Siap menunggumu wahai Pujaan hatiku,
karena menunggu ada kejelasan itu adalah
suatu hal yang mengasikan, ingat seberapa lamapun kamu aku akan tetap menantimu
karena cinta tak pernah lelah untuk menanti”. Ucap Mas Rafa
Terima
kasih Tuhan kau telah mengirimkan satu hambamu yang sangat baik untuk aku,
Karena kehendak-Mu aku bisa mengenalnya.
TENTANG PENULIS
Nama
saya Eka Wigati. Saya terlahir di Desa Nusa Serasan Tanggal lahir 12 Desember
1996, sejak SD sampai SMP saya sekolah di daerah tersebut. Tepatnya di
Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin. Ketika SMK saya sekolah di
Sekayu.
Sekarang
saya sedang menempuh pendidikan di Universitas PGRI Palembang Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saya juga aktif dibidang Organisasi
Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia (HMPSBI).
Dibidang
kepenulisan saya aktif dengan membuat puisi. Puisi perdana saya terbit di
kumpulan puisi Pujangga Baru selain puisi saya juga pernah mengikuti Lomba Esay
yang diadakan oleh Mahasiswa Berpendidikan Hukum (MBH) esay saya terbit di buku
dengan urutan ke-13 dari 100 Peserta dan Novel
Cinta Tak Pernah Lelah Menanti ini termasuk Novel Perdana saya.
Komentar
Posting Komentar